Monday, December 31, 2012

Kesetaraan dan Keadilan


Gambar di sebelah kanan: keadilan. Gambar di sebelah kiri: kesetaraan. Kesetaraan belum tentu membawa keadilan. Keadilan lebih penting daripada kesetaraan.

Sumber: Facebook Asosiasi Pengacara Seluruh Mesir

Friday, December 28, 2012

Memuja Rok Mini?


Fatih Terim
 
 "Statistics are like mini-skirts, they don't reveal everything."
"Statistik seperti rok mini. Masih ada hal yang tidak terungkap"

Fatih Terim, pelatih Galatasaray (Turki) membikin perumpamaan saat ditanya mengenai rekor kandang mereka yang buruk. Saat itu Galatasaray akan menghadapi CFRCluj di Liga Champions Eropa.  

Statistik sering dijadikan patokan, padahal semua bisa terjadi di lapangan. Permerintah kita sering mengagung-agungkan statistik yang memuja ekonomi dan demokrasi Indonesia. Padahal....

Thursday, December 27, 2012

Habibie & Ainun: Cinta Sejati Sang Jenius

 
Anak-anak yang tumbuh di era 90an seperti saya, menganggap Habibie adalah sebuah  profesi. Tak heran kami dulu tanpa malu-malu berucap, “cita-cita saya jadi Habibie”. Pokoknya, definisi Habibie adalah: insinyur pembuat pesawat. Begitulah.

Yang masih saya ingat jika melihat Pak Habibie di televisi adalah gaya jalannya yang unik, mata yang melotot kalau bicara dan istilah-istilah berbau cerdas seperti “canggih”, “strategis”  atau “tekhnologi” (dengan penekanan saat menyebutkan aksara ‘kh’. Agak seret di tenggorokan).

Pertama kali saya melihat Pak Habibie secara langsung adalah tahun 2011. Saat itu beliau diundang pemerintah Mesir untuk bertukar pikiran tentang reformasi di Indonesia. Saat itu Mesir dan negara Arab lainnya baru memasuki era baru perpolitikan (Arabic Spring). Dari jarak 10 meter—mungkin lebih—saya dan masyarakat Indonesia di Kairo berdesak-desakan di bagian belakang aula Azhar Convention Center. Mungkin hampir dua jam saya berdiri karena tidak dapat tempat duduk.

Saat itu, beliau sempat menyinggung cintanya yang amat mendalam terhadap istrinya, Ibu Hasri Ainun Habibie. Katanya, beliau sempat hampir kehilangan arah beberapa waktu setelah Ibu Ainun wafat. Sebagai solusinya, beliau menulis buku memoar yang berjudul segala kenangan dan suka duka mereka berdua. Buku berjudul Habibie & Ainun ini kemudian diangkat menjadi film dengan judul yang sama.

Banyak ibu-ibu muda hingga setengah baya yang menonton bersama saya. Sudah tentu, mereka sudah menyaksikan langsung sepak terjang Pak Habibie di negeri ini. Adapun mereka yang membawa anak yang masih kecil, tentu ingin mengenalkan legenda hidup yang jadi kebanggaan bersama itu.

Sorot kamera menuju sebuah sekolah menengah—entah SMP atau SMA.  Sosok Habibie dan Ainun adalah dua bintang kelas. Tak heran teman-temannya menjodoh-jodohkan mereka berdua, biasalah anak remaja sekolahan. Dan keduanya hanya tersipu.

Adegan meloncat ke tahun 60an, Habibie muda sudah berada di Aachen, Jerman. Dengan percaya diri, dengan bahasa Jerman yang menurut saya fasih, dia mencorat-coret papan tulis dengan diagram dan rumus-rumus fisika ajaib. Para dosen di Studi Magister di Institut Konstruksi Ringan terpana. Sayang, karena masalah kesehatan, si jenius dari timur limbung.

Friday, December 21, 2012

Benci Tapi Rindu Kopaja



Jakarta, Medio Oktober 2012
Hari itu Minggu. Seperti lazimnya hari libur, jalanan Jakarta lenggang. Sambil ngobrol ringan saya bersama Ni’am menikmati rute sepanjang jalan Sudirman. Salah satu jalan protokol di ibukota itu tak segarang biasanya. Saya pun menggeber sepeda motor dengan santai, tidak lebih dari 40 km per jam.  Rencananya siang itu kami menghadiri resepsi perkawinan di Gedung Lemhanas di Jalan Kebon Sirih. Lumayan buat ‘tambah darah’ alias perbaikan gizi.

Begitu lewat patung Jenderal Sudirman di bilangan Dukuh Atas, sekonyong-konyong terdengar raungan mesin dari arah belakang. Sambil mengeluarkan deru yang gahar, dua mobil sport melaju kencang—saling balap membalap—di jalur cepat khusus mobil di sebelah kanan kami. Wajar saja karena jalan sedang sepi. Saya tidak tahu jelas mereknya apa, mungkin Porsche tipe 911 yang mesinnya berkapasitas lebih dari 3.000 cc itu. Konon katanya, sejak tahun 2010, lebih dari 400 mobil mewah asal Jerman ini laku di Indonesia.

Monday, December 17, 2012

12 Tahun Fair Play Paolo di Canio

Dua belas tahun silam, 16 Desember 2000. Liga Inggris.

Berawal dari serangan dari sisi kanan, aksi pemain West Ham membuat penjaga gawang Everton, Paul Gerrard terjatuh. Bola pun dikirim ke Paolo di Canio yang berpeluang menceploskan bola

ke gawang kosong. Alih-alih mencetak gol, penyerang asal Italia yang terkenal bengal ini malah menangkap bola dan meminta wasit menghentikan pertandingan.

Di Canio menunjukkan tindakan sportif atas cedera yang menimpa Gerrard. Hal ini membuat Di Canio diganjar Fair Play Award oleh FIFA tahun 2001. Padahal dua tahun sebelumnya, pria kelahiran 1968 ini mendapat sanksi 11 pertandingan dan denda 11.000 Poundsterling karena mendorong wasit hingga jatuh.
Manusia terjahat sekalipun tidak ada yang 100% buruk, pasti ada sisi baiknya. Begitu pula sebaliknya.

Wednesday, December 5, 2012

Masa Depan Cerah Timnas



Peluit bertiup dari mulut wasit asal Uzbekistan. Pertandingan berakhir. Dua gol yang bersarang di gawang Indonesia dalam jangka waktu di babak pertama tidak bisa dibalas sama sekali. Tuan rumah  Malaysia bersorai, sedangkan pemain dengan emblem garuda di dada tertunduk. Begitu pula jutaan rakyat Indonesia yang menonton dari siaran langsung. Kesebelasan garuda tersingkir dari Piala AFF 2012, tak bisa ditawar lagi.

Ini bukan kali pertama kita kalah dari tetangga yang sekaligus musuh bebuyutan itu. Tidak ada kekecewaan berlebih. Apalagi mengingat konflik seruwet benang kusut yang menggelayuti PSSI, timnas juga kena imbasnya.Toh dengan komposisi pemain ‘seadanya’, tim ini sempat menyiratkan secercah harapan.

Tuesday, November 20, 2012

Al Ahly Juara Afrika 2012

Sepakbola Mesir kembali bangkit setelah Al Ahly berhasil merengkuh gelar juara Liga Champions Afrika, Sabtu (17/11). Tim yang berbasis di Kairo ini berhasil menundukkan tuan rumah Esperance 2-1. Hasil ini membuat Ahly unggul agregat 3-2. Sebelumnya kedua tim bermain imbang di kandang Ahly.

Mohammed Nagy "Gedo" dan Walid Solaiman membawa tim tamu berada di atas angin sebelum Yannick N'Djeng memperkecil kekalahan lima menit sebelum akhir laga.

Gelar ini adalah raihan ke 7 Al Ahly selama sejarah kejuaraan yang mempertemukan para juara liga sepakbola dari Benua Hitam tersebut. Torehan ini juga disambut oleh rakyat Mesir sebagai obat penawar atas krisis sepakbola yang melanda negeri ini setahun terakhir. Liga Utama Mesir sempat dihentikan menyusul tragedi yang menewaskan tidak kurang dari 70 orang suporter sepakbola di Port Said, Februari lalu.


Para suporter Ultras Al Ahly menolak untuk merayakan kemenangan ini secara berlebihan, untuk menghormati para korban yang meninggal. Selain itu, Mesir dalam keadaan berkabung setelah baru-baru ini terjadi kecelakaan fatal di Provinsi Asyout. Tragedi ini menewaskan sedikitnya 50 anak-anak yang masih duduk di bangku sekolah.

Saturday, November 17, 2012

Indonesia vs Kamerun (0-0): Main Bola Lawan Robocop!


Laga ujicoba antara Indonesia melawan Kamerun berakhir imbang tanpa gol. Bertanding di SU Gelora Bung Karno, Sabtu sore (17/11), Kamerun menurunkan pemain-pemain muda yang 90% bermain di liga lokal

Begitu lagai akan dimulai, para pemain memasuki lapangan. Betapa terkejutnya saya melihat penampakan pemain Kamerun. Tubuh mereka menjulang tinggi besar. Otot-ototnya menonjol seperti bongkahan batu, mirip Robocop! Tidak lama setelah peluit dibunyikan, sudah ada pemain timnas yang terjungkal. Okto Maniani yang mungil (dan imut) terpelanting begitu beradu badan dengan pemuda-pemuda Kamerun. Untung saja penyelesaian akhir Kamerun yang mendominasi di sepanjang babak pertama tidak sempurna, ditambah kiper Endra Prasetya yang gemilang. Jika tidak, entah berapa gol yang bersarang di gawang  timnas.

Memasuki babak kedua, permainan Indonesia di babak kedua membaik. Sempat beberapa kali mengancam pertahanan lawan dan membuat lini belakang Kamerun kalang kabut.

Pertandingan melawan Singa Afrika ini adalah ujicoba terakhir sebelum turun di kejuaraan Piala AFF 2012 yang akan dimulai pekan depan. Berikut sedikit ulasan saya mengenai permainan timnas tadi sore:

Widodo vs Zlatan

Gol Widodo Cahyono Putro
 
Gol Zlatan Ibrahimovic


Publik sepakbola baru-baru ini dicengangkan gol salto spektakuler penyerang Swedia, Zlatan Ibrahimovic ke gawang Inggris. Zlatan mengundang decak kagum karena melakukannya dari jarak 24 meter dari gawang yang dijaga Joe Hart.

Gol yang tak kalah spektakuler juga pernah dilesakkan oleh striker Indonesia, Widodo Cahyono Putro di Piala Asia 1996. Saat itu pemain bertubuh mungil ini membuat Merah Putih unggul sementara 1-0 di menit '20 atas Kuwait dalam partai yang berakhir seri 2-2 itu.

Selamat menyaksikan!

Friday, November 16, 2012

Lomba Desain Cover Penerbit Erlangga


Lagi-lagi sayembara. Saya coba peruntungan dalam lomba desain penerbit Erlangga. Dari 90an peserta, alhamdulillah karya saya berhasil masuk 10 besar finalis. Hanyasaja dari sepuluh karya yang masuk, hanya tiga terbaik yang mendapat predikat juara, dan saya tidak termasuk di dalamnya. Selamat buat para pemenang. :)

Thursday, November 15, 2012

Rapor Pemain: Indonesia vs Timor Leste (1-0)



Memang enak jadi penonton bola. Kalau tim kesayangan berjaya dengan kemenangan, gembiranya setengah mati. Kalau kalau melulu, dengan mudah mencaci maki, lalu analisa pertandingan dan sok ribut-ribut membahas strategi.

Itulah sepakbola. Olahraga yang populis ini memang jadi pujaan jutaan umat manusia di muka bumi, termasuk negeri kita, termasuk saya juga. Penggemar bola malah sudah melebihi jumlah fans fanatik bulutangkis yang jelas-jelas sudah mengharumkan nama Indonesia di kancah dunia. Yah… sepakbola bukan hanya tentang torehan piala dan medali. Sepakbola adalah drama dan cinta! Wow.

Friday, November 9, 2012

Pidato Bung Tomo 10 November 1945

 Pidato Bung Tomo (Salah satu pimpinan tentara RI)  yang Menggelorakan Perjuangan

Besok tanggal 10 November diperingati sebagai hari Pahlawan. Pada hari tersebut, meletuslah perang besar-besaran antara para pejuang dan masyarakat melawan tentara Belanda dan Inggris yang ingin menduduki kota Surabaya pada tahun 1945. 

Tentara Republik dan rakyat Surabaya yang berbekal senjata seadanya berjibaku menahan serangan sekutu. Banyak korban berjatuhan, oleh karena itu dinobatkanlah peristiwa tersebut sebagai hari pahlawan.

Sejarah hari pahlawan bisa dibaca di sini

Tuesday, November 6, 2012

Kurban, Jatuh Korban

Idul Adha 1433 H AMKS | Perlu waktu setengah jam untuk menjatuhkan si sapi coklat untuk kemudian menggorok lehernya.

Sunday, November 4, 2012

Film & Permen yang Bikin Was-was



Saya jadi ikutan teler

30 Oktober 2012

Selama di Jakarta, hobi saya bertambah satu lagi: mencari tontonan gratis. Dari sononya memang saya suka sekali menonton film. Bahkan saya kadang berlagak sok cerdas mengkritik film yang ditonton. Bila saya menganggap film itu jelek, maka semua lini produksi bakalan kena damprat. Tak peduli produser, sutradara, penata artistik, tukang make-up hingga para aktor. Andai mereka tahu lagak saya ini, pasti gantian saya yang diomelin,“Hei bro! Emang lu kira bikin film mudah?”

Pernah dua kali saya harus mendatangi Museum Mandiri di kawasan Kota Tua Jakarta yang jaraknya + 20 km-an dari Ciputat hanya untuk menonton film dokumenter dan film tahun 50-an yang hitam putih.  Bioskop kelas premium di salah satu mall di kawasan Bundaran Hotel Indonesia pun saya sambangi karena saya berhasil jadi salah satu pemenang kuis berhadiah tiket.

Kali ini ada undangan lagi lewat forum internet; premiere film Loe Gue End (LGE) di salah satu bioskop di bilangan Rasuna Said, Kuningan. Rupanya sebelum tayang secara resmi tanggal 1 November nanti, ada tayang perdana buat kalangan khusus. Sayang premiere ini terbentur waktu kuliah malam saya. Ya sudah, akhirnya saya mendaftarkan enam orang kawan-kawan dari Asrama Kal-Sel (AMKS). Biar mereka saja-lah yang ketemu artis-artis itu.

Thursday, November 1, 2012

Sayembara Logo Comma

Desain yang saya ikutsertakan dalam sayembara logo COMMA di Kementerian Desain RI. Sayang, saya belum beruntung. Mudah-mudahan di lain waktu nasib saya lebih baik.

*Comma adalah sebuah Co-Working Space di Jakarta.

Thursday, October 25, 2012

Senad Hadzic, Jalan Kaki dari Bosnia ke Mekkah


Akhirnya Senad Hadzic, muslim asal Bosnia tiba di Tanah Suci Mekkah kemarin, Selasa (23/10). Pria berusia 47 tahun ini telah berjalan kaki kurang lebih 5.000 km dari kampung halamannya untuk mewujudkan impian menunaikan ibadah haji.

Senad memulai perjalanannya Desember tahun lalu melewati Bosnia, Serbia, Bulgaria, Turki, Suriah dan Yordan hingga Arab Saudi. Dengan bekal 200 Euro dan tas ransel seberat 20 kg, Senad berjuang menghadapi cuaca ekstrem, medan berat serta wilayah konflik.

Semoga bisa jadi inspirasi :)

Wednesday, October 24, 2012

Gara-gara Kaos




Jembatan Kota Intan dan Kali Besar--yang bau busuk--sebagai latar belakang.


"Ngomong apaan sih orang ini sebenarnya?"pikir Leo sambil melirik saya yang sok tahu.
Biasanya, turis asing jadi pusat perhatian di Indonesia. Sering terjadi, wisatawan mancanegara diajak foto oleh penduduk setempat. Tapi ini lain, saya dan kawan-kawan yang sedang napak tilas di Jembatan Kota Intan di area Kota Tua malah diajak foto oleh bule. Jurgen (Jerman) dan Leo (Venezuela) terperanjat begitu tahu kami berasal dari Banjarmasin. Penyebabnya adalah desain kaos saya yang mirip amplop dan bertulisan  "from Kalimantan". Antusias sekali.

Kebetulan karena mereka berdua Sabtu pagi berniat terbang ke Banjarmasin lalu kemudian bertandang ke taman nasional Tanjung Puting, hutan lindung untuk orang utan. Leo menyodori kami buku panduan wisata Kalimantan terbitan Lonely Planet. Tentu kami bingung karena buku itu berbahasa Prancis--kosakata Prancis yang saya ketahui hanya Bonjour, Bonsoir dan Merci.   

Untung saja bahasa Inggris kami--apalagi saya--yang artikulasinya acak kadut masih mereka mengerti. Dengan kemampuan bahasa yang terpatah-patah, saya berhasil membuat mereka manggut-manggut. Jurgen yang berkebangsaan Jerman tambah sumringah begitu tahu kami cukup mahir berbahasa Arab. 

Enam orang dari tiga negara berbeda dipersatukan oleh dua bahasa yang berlainan pula.

Saturday, October 20, 2012

Suatu Pagi Tanpa Mobil

Dua anggota Ultras Ahlawy yang terkenal itu.
Sekedar narsis saja.

Dudi, masih saja tambun. Dan masih cinta mati kepada Arsenal.
Minggu, 15 Oktober 2012. Tadi malam saya main futsal sejam penuh, jam sembilan malam berangkat ke Salemba, tepatnya kos Dudi dan Nasrul. Pagi-pagi buta lari jogging Salemba-Monas-Bunderan HI, ikut menikmati pagi tanpa mobil. Akibatnya pulang ke Asrama dengan badan lunglai, tidur dari magrib sampai setengah empat pagi.

Tuntutan Hari Jum'at


Jum'at, 5 Oktober. Ikut demo menuntut peningkatan jatah listrik buat Kalimantan. Selepas shalat Jum'at kami bergerak ke Bundaran HI lalu menuju Istana Negara. Sayang, saya ketinggalan bus rombongan ke Istana.

Wednesday, October 10, 2012

The Melody: Pengorbanan dalam Romansa yang Tanggung


Jarang terjadi saya menonton film romantis di bioskop. Tapi bukan berarti saya anti 100% genre percintaan. Kalau bukan karena dapat tiket gratis, mungkin saya akan lebih memilih film laga atau komedi. Kali ini saya beruntung, mendapatkan beberapa tiket nonton gratis dari kuis yang diadakan di forum Kaskus. Maka ikutlah bersama saya, teman-teman saya yang brutal, laki-laki.

Alkisah seorang penyanyi bernama Wind mengalami sebuah prahara. Perlahan-lahan pamornya mulai turun, lagu-lagunya tak lagi jadi favorit. Penderitaannya bertambah karena manajemen tempat dia  bernaung justru mengorbitkan penyanyi pendatang baru yang lebih menjanjikan.

Wind yang mulai galau, memilih menyepi ke sebuah kota kecil. Saya sebenarnya heran, kok bisa-bisanya Wind yang terhitung lelaki dewasa, karena persoalan yang agak sepele bisa bertindak kekanak-kanakan seperti itu, merajuk hingga manajernya di Bangkok pun kelabakan. Mungkin ini didasari oleh sikapnya yang agak angkuh dan egois. Dasar Wind, bikin malu kaum lelaki saja.

Sunday, October 7, 2012

101% Cinta Indonesia. Mengolok, Menertawakan, Tapi Tetap Cinta

Tulisan di halaman foto mengalami sedikit editing, untuk memperjelas tulisan.

Tak sengaja, sambil numpang baca di salah satu toko buku terkemuka di Jakarta, saya menemukan buku 101% Cinta Indonesia karya komikus lokal berinisial vbi_djenggoten (entah siapa nama aslinya). Isinya bikin saya terpingkal-pingkal, sampai-sampai ibu separuh baya yang berada di rak sebelah nyeletuk, "Baca apa sih dik? Kayaknya lucu banget..." ujarnya ingin tahu. Saya hanya tersenyum malu sambil menunjukkan sampul buku ini. Mudah-mudahan saya tidak dikira mengidap kelainan yang macam-macam.

Obrolan Busway



Matahari sudah merendahkan diri ke ufuk barat. Apabila dalam hari-hari kerja, sore segini, jalanan Jakarta hampir pasti ramai luar biasa. Maklum, orang-orang pulang kerja ke rumah masing-masing. Anak-anak sekolah pun ada yang baru menyelesaikan pelajarannya. Pokoknya tumplek blek. Kalau sudah hari libur, barulah jalanan agak lenggang. Tapi di beberapa titik keramaian, kaidah ini tidaklah berlaku. Tetap saja ramainya bikin kita mengucap Masya Allah meski dalam kurun waktu week-end.

Angkutan umum pun ikut dalam siklus ini. Karena memang jumlah armada kendaraan umum sangatlah kurang jika dibandingkan total penduduk ibukota yang hampir mirip padang mahsyar, setiap hari berjubellah umat manusia ini dalam busway, metro mini dan angkot.

Andai aktivis Hak Asasi Manusia PBB berkunjung ke sini, niscaya mereka akan memberikan sanksi buat Pemerintah kita menyangkut perihal nasib penumpang angkutan umum. Lihat saja, bus tanggung seperti Metro Mini dan Kopaja yang hanya muat sampai dengan 20an penumpang dipaksa untuk menampung lebih dari itu. Sampai-sampai ada yang bergelantungan di pintu, bus jadi miring ke sebelah kiri menahan beban yang berat sebelah. Yang di ada dalam, berdiri berhimpitan tak tentu juntrungnya, bak ikan sarden dalam kaleng—demikian ungkap salah satu kolumnis di situs travelling Fodor’s mendeskripsikan realita transportasi di negara-negara berkembang.

Di tengah hiruk pikuk ini, saya juga ikut serta. Butuh waktu seperempat jam menunggu untuk bisa naik busway ke arah Blok M dari halte Bank Indonesia. Memang setiap lima menit armada bus datang, cuma selalu penuh. Baru pada bus ke empat saya bisa ikut serta itu pun harus berdiri di sela-sela ketiak para pria kekar.

“Gimana sih mas ini, kok cuma satu orang yang bisa masuk,”

Tuesday, October 2, 2012

Cepatlah Insyaf!

Di karangan bunga itu tertulis: Mengenang 7 Hari anak/ sahabat kami: Alawy Yusianto Putra. Kelas X SMAN 6 Jakarta.

Di tengah perjalanan sebelum kelas malam di Jl Sudirman, saya singgah sebentar di kawasan Bulungan, dekat Blok M Plaza. Bukan apa-apa, saya hanya ingin beli gorengan yang dijual di pinggiran jalan karena sebuah alasan klise; lapar. Memang sebelum berangkat saya sempat makan sedikit di Asrama, tapi mungkin karena perjalanan yang cukup jauh (Ciputat-Sudirman sekitar 15 km) sepiring nasi dan sayur asem bagai lenyap tak berbekas.

Maka motor saya berhenti untuk membeli seplastik cemilan berisi tahu, tempe dan pisang goreng. Bukan snack yang menyehatkan memang, karena jajanan jenis ini banyak sekali mengandung kolesterol. Rakyat Indonesia sangat lekat sekali dengan segala kudapan yang digoreng. Bisa jadi karena 'menggoreng' adalah salah satu cara tercepat untuk membuat masakan matang karena sifat alamiah minyak goreng yang cepat mencapai temperatur tinggi.


Sunday, September 30, 2012

Stuck in the Middle of the (Mad) City



Monumen Nasional, Juli 2012. (klik untuk memperbesar)

Breaking News: Blog Ini Berpenampilan Baru

Bismillahirrahmanirrahim.
Dengan mengusung tema "Simplicity is the Ultimate Sophistication", saya selaku owner, general manager, sekretaris, bendahara sekaligus karyawan blog http://sambalacan.blogspot.com, memutuskan untuk mengubah tampilan blog ini.

Bukan keputusan yang mudah (halah...), karena tema lama juga mengusung tema yang kurang lebih sama. Namun karena tampilan lama tidak mendukung beberapa fitur baru Blogger, maka perubahan harus dilakukan. Semoga anda berkenan. :)

Monday, September 3, 2012

Back from the Farm

Zaid, sepupu saya yang kembali dari tengah sawah dengan seember ikan sepat. Siang itu kami sekeluarga mengunjungi Nini O'o di Gambut.

Tuesday, August 7, 2012

10 Kilometer bersama Kantuk

Kantuk menyerang saya tanpa ampun. Ketika itu memang sudah larut malam jam 11, jadi wajar jika mata butuh istirahat. Meski begitu, saya tetap berjuang sekuat tenaga agar kelopak mata tetap terbuka. Bahaya! Sebab saya masih berada di atas jok sepeda motor. Hilang kesadaran sedikit saja bisa berakibat fatal. Saat pertahanan saya hampir ‘jebol’, saya berinisiatif membuka kaca penutup helm. Lumayan, hantaman debu dan angin malam membuat mata saya sedikit perih, kantuk pun beringsut pergi menjauh.

Malam itu saya membonceng Rifqi—adik saya—pulang dari kota Banjarbaru, + 30 km sebelah timur laut Banjarmasin. Rifqi mendapat ajakan kawan-kawan lamanya untuk menyaksikan festival tanglong (lampu hias) dan lomba membangunkan (begarakan) sahur di lapangan Murjani, Banjarbaru. Kami berangkat selepas buka puasa, dari Banjarmasin dia yang membawa. Barulah pada saat pulang saya yang dapat giliran memegang setang motor.

Iklan Ulumul Qur'an

Iklan Jurnal Ulumul Qur'an karya AmumGrafis yang muncul di Jurnal PRISMA terbitan LP3ES.

Proyek untuk AmumGrafis Tiga Bulan Terakhir

Beberapa cover buku yang ditangani oleh Saya (AmumGrafis) selama tiga bulan belakangan. Sebenarnya klien saya hanya teman-teman saya di UIN Syahida. Meski begitu, saya berusaha mengerjakan proyek ini dengan sepenuh hati dan kemampuan yang saya miliki :)
 
 




Sunday, August 5, 2012

Wangsit dari London


Beberapa malam yang lalu saya bermimpi sangat aneh; saya jalan-jalan ke London,ibukota Inggris yang kesohor itu. Saya keliling kota ajaib itu dan mengunjungi bangunan-bangunan bersejarah, alangkah bahagianya. Kenikmatan itu tidak lama karena lamat-lamat suara mengaji di Masjid membangunkan saya untuk sahur. Tapi sensasi yang sebentar itu cukup untuk membuat saya bangun terengah-engah dengan nafas memburu. Mimpi ke London di bulan puasa, sebuah kombinasi aneh memang.

Sambil santap sahur masakan ibunda,  saya mencoba menerawang apa yang membuat saya bermimpi demikian. Banyak pakar ilmu jiwa berpendapat bahwa bunga tidur disebabkan oleh pikiran yang secara sengaja atau tidak sengaja tertinggal di alam bawah sadar kita saat tidur. Namun ada beberapa kasus mimpi yang kadang jadi kenyataan—atau de javu—memang agak susah untuk dicari penyebab ilmiahnya.

Wednesday, March 28, 2012

The Raid: Cukup Duduk Manis dan Tonton!

Cerita bermula pagi-pagi buta. Rama (diperankan Iko Uwais), terlihat sedang melakukan shalat subuh. Anggota satuan khusus kepolisian ini pamit kepada istrinya yang hamil tua dan ayahnya yang tampak gundah. Wajar saja jika orang terdekatnya khawatir, sebab Rama akan terjun ke medan perang. Rama didapuk sebagai salah satu dari 20 orang polisi elit yang menjalani sebuah misi penting.

Operasi ini dipimpin oleh komandan Jaka (Joe Taslim, atlet Judo Nasional). Targetnya adalah sebuah gedung yang jadi sarang para penjahat kelas kakap. Selama ini area hitam tersebut nyaris tak tersentuh karena mendapat beking oknum pejabat kepolisian.

Semuanya terlihat lancar hingga ketika sampai di lantai 6 mereka terjebak. Semua akses dan komunikasi dimatikan. Tama (Ray Sahetapy), penguasa gedung tersebut ternyata sudah menyiapkan ‘jamuan’ istimewa buat tamu tak diundang. Maka dikerahkanlah hampir semua anak buahnya yang bengis dan haus darah untuk menghabisi jagoan kita. Jaka, Rama dan anggota pasukan harus bertarung lantai demi lantai untuk mencapai singgasana Tama di lantai 15. Sebuah pertarungan mempertaruhkan nyawa, membunuh atau dibunuh.

Tulisan di atas adalah cuplikan cerita The Raid, film action terbaru Indonesia yang diproduksi Merantau Films. Setelah sukses dengan film laga Merantau (2009) produser Ari Suprayogi kembali berduet dengan Gareth Evans, sutradara asal Wales. Gareth juga kembali menggaet lakon utama Merantau, Iko Uwais dan Yayan Ruhian.

Monday, March 19, 2012

Mengkhayal Tak Dilarang (Resensi Dua Novel Sepakbola)



Sebelas Patriot; Penulis Andrea Hirata; Penerbit Bentang Pustaka; 2011; 108 halaman.
Menerjang Batas; Penulis Estu Ernesto; Penerbit Bogalakon;2012; 250 halaman

Dunia persepakbolaan Indonesia heboh setelah akhir Februari lalu tim nasional kita menelan kekalahan terbesar sepanjang sejarah. Betul Bung, tanpa belas kasih Bahrain menggelontor  gawang kesebelasan Merah Putih sepuluh gol tanpa balas. Pemain malu, pelatih terdiam, suporter fanatik hilang muka, masyarakat ribut di warteg. Tak pernah timnas terjungkal seburuk itu.

Dengan terjadinya kisruh di jajaran Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia beberapa waktu belakangan, kekalahan memang sudah diprediksi. Namun tidak dengan angka yang sedemikian besar. Terjadi dualisme kompetisi yang berakibat beberapa pemain terbaik nasional tidak bisa membela panji Garuda karena dianggap bermain di liga ilegal.

Keadaan menyedihkan ini tidak membuat saya hilang semangat membaca dua novel bertema Sepakbola:  Sebelas Patriot novel karya Andrea Hirata dan Menerjang Batas oleh Estu Ernesto. 

Sepakbola; Sisi Lain Andrea Hirata
Sebelas Patriot bermula ketika Ikal tanpa sengaja mengungkap rahasia besar ayahnya. Rupanya dulu, buruh timah yang pendiam itu adalah pemain sepakbola andal di zamannya.  Sampai-sampai kesebelasan kompeni yang saat itu masih bercokol di nusantara gemetar jika harus menghadapi para pekerja kasar itu. Hingga pada akhirnya sebuah tragedi mengakhiri karir para pesepakbola tambang timah, termasuk ayah Ikal.