Thursday, February 26, 2009

Bila Ahmad Berulah


Rabu, 25 Februari 2008
Matahari sudah sepenggalan naik saat aku meninggalkan flat, rencananya aku hendak pergi ke kampus sekaligus mengurus surat keterangan untuk perpanjangan visa tinggal. Saking semangatnya sampai-sampai aku lupa sarapan, padahal menu sudah siap disantap. Lebih dari setengah jam aku menunggu bus di depan galeri el Garhy Furniture. Bersamaku juga ada beberapa mahasiswa asing dari Tajikistan dan negara-negara Afrika. Bus no. 80 dan 65 yang melewati rute Universitas Al Azhar di Darrasah tak kunjung datang. Akhirnya aku mengambil keputusan untuk pergi ke terminal al Hayy al Sabie terlebih dahulu. Sebab di distrik yang banyak ditinggali mahasiswa Malaysia tersebut ada bus 24 yang lebih cepat. Disamping itu tidak sejelal bus dari al Hayy al Asyir.

Satu jam sebelum azan Zhuhur berkumandang, aku tiba di kampus yang masih lenggang. Semester pertengahan tahun kedua baru saja dimulai, hanya beberapa ruang kuliah saja yang sudah disambangi dosen.

Tatkala waktu zhuhur tiba, aku juga bergegas menuju masjid. Tak disangka seruan alam memanggil keras, menghujam saraf pendengaranku. Aku tak dapat melanjutkan langkah yang sudah membeku. Seruan ini datang dari organ-organ pencernaanku yang belum terisi sejak pagi tadi. Ya salam! Lapar mendera hebat.

Tak ada pilihan lain, aku harus bertindak sesegera mungkin. Aku melongok telepon seluler yang dari tadi tersimpan di saku jaket, waktu hingga iqamah Zhuhur masih sekitar 20 menit lagi. Cukup untuk menyantap semangkok koshary di seberang jalan, dekat kantor Bank Faishal serta beberapa ratus meter dari Masjid Hussein. Beberapa hari yang lalu terjadi ledakan bom di depan Masjid bersejarah ini. Dikabarkan seorang turis asal Prancis tewas. Maka tak heran jika polisi memeriksa identitas sesiapa yang melewati daerah tersebut. Tapi aku tak hendak masuk ke sana . Lebih baik aku menenangkan seruan alam dari organ-organ perut ini. Begitu menggema.

Dalam hitungan detik, aku sudah duduk di depan meja pualam warung "Nagma el Hussein" alias "Bintang Hussein". Seorang pelayan yang nanti kukenal dengan nama Ahmad menyapa dengan ramah, "Lam Araka mundzu 'asyara 'am, ahlan wa sahlan". "Selamat datang, sudah sepuluh tahun aku tidak melihatmu. Aku benar-benar kangen," kira-kira begitu terjemahan bebasnya. Terlalu berbasa-basi memang, khas peranakan Arab lainnya yang memang suka bermujamalah.

"Wahid koshary," ujarku mantap diiringi anggukan sumingrah dari arah lambung. Dalam sekejap semangkok kombinasi nasi, pasta dan kacang adas plus saus sudah terhidang. Inilah koshary khas Hussein! Selain aku juga ada beberapa pelajar asal Cina dan Malaysia yang ikut bersantap. Bisa dibilang Koshary adalah salah satu menu Mesisr yang agak nyetel dengan lidah Asia.

"Fein mil'ah?" aku menanyakan sendok.

"Makan pakai itu saja..." ucap Ahmad sambil menyodorkan pisau dan garpu. Makan nasi pakai garpu? Rasanya belum pernah kudengar.

"Kosharinya potong pakai pisau lalu tusuk dengan garpu..." tambahnya. Aku makin bingung, melongo. Mungkinkah menyantap koshary dengan pisau dan garpu adalah salah satu khazanah kebudayaan bangsa Mesir yang tidak kuketahui?

Sesaaat aku tergelitik. Aku pun tergelak setelah sadar bahwa Ahmad tadi memperlihatkan selera humor ala Mesir. Dia pun tersenyum lebar. Dasar! Aku dikerjai.

Tak apalah, yang penting lapar ini harus disembuhkan sesegera mungkin. Koshary langsung ludes sekejap. Lebih nikmat lagi jika menyantap ruzz bi al halib (Bubur susu) yang manis sehabis makan. Alangkah segar....

Aku meminta Ahmad menghidangkan ruzz bi al halib sebagai dessert. Dengan harga murah, tapi seperti gaya orang kaya, pakai menu penutup segala.

Ck... ck... ck... Ahmad berkelakar lagi. Bukan sendok yang diberikan kepadaku, tapi sedotan! Sungguh mustahil menyedot ruzz bi al halib dengan sedotan. Aku tertawa saja sambil geleng-geleng kepala.

Monday, February 23, 2009

Ledakan Bom di Kairo Tewaskan Wisatawan Eropa

Bom yang meledak di kawasan wisata sejarah Masjid Hussein kemarin (22/2) petang tersebut menewaskan seorang wisatawan Prancis dan melukai belasan lainnya. Kejadian serupa pernah terjadi 2005 silam, dimana dua orang turis tewas dan 19 cedera. Pesan buat teman-teman Indonesia di Mesir: beberapa waktu ke depan, passport dan kerneh (kartu mahasiswa) dibawa terus, takut ada pemeriksaan. Berikut berita yang dikutip dari situs Al Jazeera:

One person has been killed and about 19 people, mostly foreigners, injured in a bomb blast outside Egypt's historic Hussein mosque in Cairo.

Police said the person killed in the explosion on Sunday in the popular tourist area was a French woman.

Passersby were injured after being hit by stone and marble fragments after the bomb went off outside the mosque, a police official at the scene said.

French and German nationals were among the wounded.

"It was an explosive, perhaps a hand grenade," one police official said.

The Egyptian MENA news agency, quoting eyewitnesses, said the explosive devices were thrown from the roof of a nearby hotel.

Blood stains could be seen in the front courtyard of the mosque, next to the famed Khan el-Khalili bazaar.

Police detonated a second device without causing any injuries.

Blast investigated

Riot police cordoned off the area and sniffer dogs could be seen as worshippers were being evacuated from the mosque.

"I was praying and there was a big boom and people started panicking and rushing out of the mosque, then police came and sealed the main door, evacuating us out of the back," said Mohammed Abdel Azim, who was inside
the mosque at the time.

It was not clear who was behind the attack or if tourists had been deliberately targeted.

"Investigations are at a preliminary stage at the moment," Amr el-Kahky, Al Jazeera's correspondent in Cairo, said.

"It is very difficult to speculate whether foreigners were the target of this attack.

"All the Islamic groups that were operating and were violent in the nineties [in Egypt] have issued an initiative in which they declared a unilateral ceasefire against the Egyptian government."

The historic district was the scene of a previous bomb attack in 2005 in which two tourists were killed and 18 wounded.

Source: Al Jazeera, 22 Februari 2009 other link: Al Masry Al Youm

Sunday, February 22, 2009

Perbatasan Maroko-Aljazair Kembali Dibuka

Perbatasan Negara antara Maroko dan Aljazair kembali dibuka setelah tertutup selama hampir 15 tahun. Dibukanya perbatasan ini sebagai jalan masuk iring-iringan 99 kendaraan pengangkut obat-obatan, makanan dan pakaian yang bertolak dari Inggris, minggu lalu menuju Gaza.

Insiden pemboman hotel di kota Marrakech, Maroko tahun 1994, menjadi penyebab penutupan perbatasan ini. Hubungan kedua negara memburuk setelah Maroko menuduh Aljazair terlibat dalam peristiwa tersebut.

Konvoi kendaraan yang dilepas oleh anggota parlemen Inggris, George Galloway ini akan menempuh perjalanan 5000 mil melintasi berbagai Negara seperti Prancis, Spanyol, Tunisia dan Libya. Menurut perkiraan, rombongan akan melewati perbatasan Mesir-Gaza awal Maret depan.

Dikutip dari BBC News

Saturday, February 21, 2009

IKPM Kairo Gelar Dialog Umum CIOS


Kairo-Ikatan Keluarga Pondok Modern (IKPM) cabang Kairo menggeelar diskusi ilmiah yang tertuang dalam “Dialog Umum CIOS”. CIOS atau Centre for Islamic and Occidental Studies berupakan biro pengkajian dan penelitian Peradaban Islam dan Barat di bawah naungan Institut Studi Islam Darussalam Gontor. Acara ini diselenggarakan pada Rabu 18 februari 2009 bertempat di Sholah Kamil Universitas al-Azhar tepat pada pukul 17.00 waktu Kairo. Acara dibuka langsung oleh Bapak Abdurrahman Muhammad Fachir; Duta Besar Indonesia untuk Mesir.

Menurut Jamil Abdul Latif; ketua IKPM Cab. Kairo 2008-2009, acara ini digelar berpusat pada perhatian IKPM cab.Kairo terhadap peninggatan intelektual warganya serta Masisir pada umumnya serta mencoba memberikan wacara baru kepada Masisir dan berupaya untuk memebrikan semangat (setruman) kepada semua elemen mahasiswa untuk menigkatkan pengetahuan terhadap Islam dan Barat serta elemen yang membangun keduanya.
Pada kesempatan ini IKPM Kairo menghadirkan dua pakar dan peneliti CIOS: Dr. Amal Fathullah Zarkasyi, pakar dan peneliti CIOS bidang pemikiran islam yang mempresentasikan tema "Ilmu Kalam dalam Ranah Pemikiran Islam" dan Dr. Dihyatun Masqon, pakar dan peneliti CIOS bidang peradaban Islam dan Barat mempresentasikan tema "Peradaban Islam vis a vis Peradaban Barat"

Dr. Amal Fathullah Zarkasyi pada presentasinya tentang Ilmu Kalam menyatakan bahwa metodologi dalam ilmu kalam yang diterapkan di Institut Studi Islam Darussalam berbeda dengan metode yang diterapkan pada universitas-universitas lainnya, metode yang digunakan di ISID adalah metode Tahliliyyah Naqdiyyah dan observasi lapangan. Hal ini bertujuan untuk menelaah serta menjawab tantangan pemikiran dunia modern yang berupa materialisme, marxisme, sekulerisme dan liberalisme dengan menggunakan metode ilmiah. Beliau juga meyatakan bahwa untuk membangun peradaban islam dibutuhkan penguasaan terhadap konsep-konsep penting dalam Islam serta menguasai filsafat-filsafat Barat dan kemudian mendialogkan keduanya dengan menggunakan asas pandangan hidup Islam. Bagi beliau, Peradaban Barat dibangun atas dasar filsafat materialisme dan bertumpuh pada kekuatan akal atau rasionalisme, sedangkan Peradaban Islam bangkit dan bangun dengan pandangan hidupnya sendiri yang termanipertasikan dari wahyu (al-Qur’an) dengan bantuan rasio (akal), pada akhir presentasinya Dr. Amal berpesan bahwa Barat dalam melakukan studi keislam (Islamic Studies) dimulai dari rasa kebencian terhadap Islam itu sendiri, sehingga pada akhirnya Islam dianggap sama seperti agama yang lainnya dan cenderung menolak dari pada menerima.

Sedangkan Dr. Dihyatun Masqon menyatakan bahwa peradaban Islam dibangun atas dasar nilai-nilai spiritualitas dan bermuara dari agama Islam itu sendiri yang tercermin dalam keyakinan yang benar (al-Aqidah al-Salimah), Bahasa Arab serta penguasaan ilmu-ilmu dari peradaban lain, dengan catatan penguasaan elemen-elemen pandangan hidup Islam harus diutamakan sebelum penguasaan terhadap khazana intelektual peradaban lain, seperti yang telah dilakukan oleh ulama-ulama Islam masa lalu.

Beliau juga mengatakan bahwa beradaban Barat dibangun atas dasar materialisme dan kosong dari semangat spiritualitas, sedangkan Islam menggabungkan antara materialisme (dunia) dan semangat spiritualitas (akhirat). Pada kesempatan kali ini Dr. Dihyatun menekankan pentingnya penguasaan atas bahasa Arab, karena penguasaan khazanah keislaman bermuara pada penguasaan Bahasa Arab. Diakhir presentasinya beliau berpesan jika kita umat Islam ingin maju dan mengejar keterbalakangan mereka dari dunia Barat maka yang dibutuhkan adalah Tadhiyah (pengorbanan) dalam setiap lini kehidupan baik itu waktu, harga jiwa dan raga.

Acara dialog ini dihadiri oleh ratusan mahasiswa Indonesia dari berbagai organisasi, almamater kekeluargaan dan afilitatif dan mendapat sambutan meriah, acara diakhiri dengan makan malam bersama.

Sumber: situs IKPM Cabang Kairo

Kebakaran Landa Pusat Perbelanjaan Alexandria

21 Februari 2009
Kebakaran hebat melanda pasar sekaligus pusat perbelanjaan Masheya di Alexandria, kemarin (20/2). Api menghanguskan 210 kios pakaian dan 14 mobil. Kerugian ditaksir mencapai 8 juta Pound Mesir.


Dinas pemadam kebakaran Alexandria berhasil menjinakkan si jago merah setelah berjuang selama kurang lebih dua jam. Perkiraan sementara, penyebab kebakaran adalah hubungan pendek aruslistrik. Tiupan angin yang berhembus kencang juga menjadi faktor yang mempermudah penyebaran api.

Al Masry Al Youm, 21 Februari 2009

Sunday, February 15, 2009

Cina Akan Bangun Jalur Kereta Api Mekkah

Cina baru saja menandatangani sebuah kesepakatan bersama Arab Saudi dalam rangka membangun jaringan rel kereta api yang menghubungkan antara lokasi-lokasi penting ibadah haji. Jalur baru ini akan menghubungkan Mekkah dengan Mina, Arafah dan Muzdalifah.

Arab Saudi juga berencana merintis jalur kereta api cepat antara Mekkah - Madinah. Jika hal ini terealisasi, perjalanan antar dua kota ini yang biasanya memakan waktu empat sampai lima jam, hanya akan ditempuh dalam 30 menit.
Proyek bernilai 1, 8 milyar US Dollar ini diperkirakan akan rampung dalam waktu tiga tahun. Jika berjalan lancar, proyek yang akan dijalankan Perusahaan Kereta Api Cina bekerjasama dengan sebuah firma dari Prancis ini bisa dipakai pada musim haji 2010.

Hasil kesepakatan ini diumumkan oleh presiden Republik Rakyat Cina, Hu Jintao dalam kunjungan resmi kenegaraan selama tiga hari di Arab Saudi. Dalam beberapa tahun terakhir, Cina dipercaya menjadi kontraktor pelaksana proyek pembangunan infrastruktur di Negeri Petro Dollar tersebut. (translated by amum)

Source: BBC News, 11 Februari 2009

Wednesday, February 11, 2009

15 Toilet di Bandara Dapat Penghargaan Depbudpar

Kompas Edisi 11 Februari 2009

Kompas - Departemen Kebudayaan dan Pariwisata memberikan penghargaan kepada 15 bandara yang memiliki toilet terbaik. Acara ini merupakan wujud Sapta Pesona dalam upaya mendorong tumbuh dan kembang industri pariwisata Indonesia melalui fasilitas toilet.

"Program ini sudah masuk dalam anggaran 2009. Penilaian akan dimulai bulan Mei dan penyerahan penghargaan pada Oktober," kata Direktur Pemberdayaan Masyarakat Ditjen Pengembangan Destinasi Pariwisata Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Bakri di Jakarta, Rabu (11/2).

Bakri menjelaskan, penilaian akan dilakukan oleh lembaga, perwakilan masyarakat, media, dan ahli yang berkompeten dalam hal toilet. Para penilai tersebut, yakni Asosiasi House Keeping Indonesia, perwakilan media, Asosiasi Toilet Indonesia, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia, Departemen Kesehatan, Kementerian Negara BUMN, dan Depbudpar.

Sementara itu, proses penilaian hanya dilakukan terhadap bandara internasional. Sebab, berbagai wisatawan, terutama asing, akan datang melalui bandara internasional. Dari situ, intrepetasi tentang Indonesia bisa di mulai dari kebersihan dan kenyamanan ketika menggunakan toilet. "Bukan sebesar apa peralatan yang digunakan, tapi bagaimana invesment dalam perawatan toilet digunakan," tuturnya.

Bandara yang direncanakan masuk dalam penilaian:

1. Bandar Udara Ngurah Rai, Denpasar

2. Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru

3. Bandar Udara Hang Nadim, Batam

4. Bandar Udara Soekarno-Hatta, Banten

5. Bandar Udara Sepinggan, Balikpapan

6. Bandar Udara Hasanuddin, Makassar

7. Bandar Udara Juanda, Surabaya

8. Bandar Udara Sam Ratulangi, Manado

9. Bandar Udara Minangkabau, Padang

10. Bandar Udara Supadio, Pontianak

11. Bandar Udara Polonia, Medan

12. Bandar Udara Eltari, Kupang

13. Bandar Udara Selaparang, Mataram

14. Bandar Udara Adisucipto, Jogjakarta

15. Bandar Udara Sultan Mahmud Badaruddin II, Palembang