Tuesday, June 30, 2009

Sri Lanka Tangkap Paranormal Terkemuka

Pemerintah Sri Lanka menangkap Chandrasiri Bandara, seorang paranormal terkemuka karena menyebut presiden negara tersebut akan dilengserkan dalam sebuah tulisan di media.Hasil ramalan Chandrasiri minggu lalu menyebut bahwa pemerintah Sri Lanka akan mengalami krisis sekitar bulan September dan Oktober dikarenakan masalah politik dan ekonomi. Karena ramalan ini, kepolisian menangkapnya Rabu lalu, (24/06).

Para pakar astrologi memperkirakan bahwa perubahan posisi bintang awal Oktober depan akan mempengaruhi kondisi perpolitikan Sri Lanka. Kalangan oposisi mengutuk penangkapan ini dan memperingatkan bahwa Sri Lanka sedang berhadapan dengan sebuah tindakan ‘diktator’.

Presiden Sri Lanka, Mahinda Rajapaksa menyatakan dirinya percaya terhadap ramalan. Kepada wartawan asing beberapa waktu lalu, Rajapaksa yang memerintah sejak November 2005 mengatakan bahwa dirinya sering berkonsultasi kepada paranormal tentang penentuan waktu pidato dan kunjungan kenegaraan.

Sumber: Al Jazeera dan MediaMuslim.net

Thursday, June 25, 2009

Ledakan Baghdad Tewaskan Puluhan

Puluhan korban tewas akibat ledakan bom di Sadr City, sebelah timur Baghdad. Perisiwa ini terjadi beberapa hari sebelum rencana tentara Amerika Serikat meninggalkan kota-kota utama Irak. Keamanan setempat mengatakan bahwa ledakan di pasar Mraidi itu menyebabkan 72 orang meninggal dan lebih dari 100 luka-luka. Sebagian dari mereka adalah anak-anak, sedangkan puluhan kios dan toko rusak berat.

Ledakan berasal dari sepeda motor yang diisi dengan bahan peledak dan ditutupi dengan buah-buahan dan sayuran. Pelaku berhasil kabur dan meninggalkan kendaraan tersebut sebelum bom meledak, sebut salah satu sumber resmi.


Musibah ini terjadi 4 hari sebelum penyerahan kendali dari AS kepada militer Irak di Sadr City. Menurut rencana, tanggal 30 Juni serdadu AS akan ditarik dari kota-kota besar di Irak.

Perdana Menteri Irak , Nuri al Maliki menyebut bahwa serangan ini merupakan upaya untuk meruntuhkan kepercayaan diri pihak keamanan Irak. Maliki juga mewanti-wanti agar warga tetap waspada sebab disinyalir serangan serupa akan meningkat beberapa waktu ke depan.

Sumber MediaMuslim.net dan Al Jazeera

Sunday, June 21, 2009

Dukung Yulian!

Setelah sekian lama, akhirnya aku berani mengirimkan karya ke situs Kementerian Desain Republik Indonesia (KDRI). Sebenarnya sudah lama aku ingin ikut kirim desain dalam Lomba Kaos yang diadakan oleh KDRI. Targetnya bukan menang sih sebab saingannya banyak, jago-jago lagi. Tapi paling tidak sudah berani menerbitkan karya. Maklum, aku hanya lulusan pesantren yang tau dunia desain melalui pembelajaran otodidak, masih belum bisa apa-apa.

Maka dari itu aku mengajak para sahabat semua untuk memberikan dukungan, biar gak
malu-maluin. Untuk memberikan dukungan klik di sini.

Sebelum dan sesudahnya terhatur beribu terima kasih.

Monday, June 15, 2009

Garuda di Dadaku: Mengembalikan Optimisme Bangsa



Kami seflat memiliki kebiasaan menonton siaran berita Liputan 6 SCTV melalui streaming internet. Namanya juga anak rantau di negeri orang. Akses internet yang lumayan mudah di Mesir membuat kerinduan ke kampung halaman seakan terobati. Jarak yang jauh bukan masalah yang patut dikhawatirkan. Setiap waktu kami bisa memantau perkembangan terbaru di tanah air.
Berita pagi ini memuat tentang film "Garuda di Dadaku" yang beberapa hari lagi akan tayang di bioskop-bioskop di Indonesia. Ceritanya tentang seorang anak bernama Bayu yang amat menggemari sepakbola. Tidak tanggung-tanggung, bakatnya dalam mengolah si kulit bundar mengantarkan Bayu ikut seleksi tim nasional Indonesia usia 13 tahun. Namun sayang niatan mulia untuk membela panji Merah Putih itu ditentang sang kakek yang menganggap pesepakbola tidak memiliki masa depan. Bisakah Bayu meraih angan yang selama ini diimpikan dan meluluhkan hati Kakek?

Benar-benar angin segar dalam dunia perfilman kita! Meski beberapa tahun belakangan perfilman nasional kembali hidup, sebab masyarakat sudah amat jenuh dengan genre semisal horror, komedi cabul, atau kisah percintaan murahan. Sebagai film keluarga, sutradara Ifa Isfansyah ini memang membidik momen liburan sekolah. Dalam beberapa ulasan di media massa, "Garuda" disebut sebagai film mendidik yang patriotik. Bahkan dalam laman Facebooknya, ada yang mengaku menangis saat menonton trailer film ini.

Sambil mendownload mp3 soundtrack "Garuda" dari situs Ziddu, ada beberapa poin yang terpikir olehku; Pertama, Indonesia punya talenta-talenta berbakat dalam sepakbola. Buktinya gocekan Emir Mahira yang memerankan Bayu tak kalah dengan olah bola anak-anak Argentina atau Brasil! Kedua, bangsa ini harus optimis menghadapi masa depan. Cita-cita sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022 bukan sesuatu yang mustahil. Ketiga, mudah-mudahan para pemilik production house mulai berpaling dari tema-tema tidak mendidik seperti horror dan percintaan. Tidak salah memang menggarap dua tema tersebut asal dibikin dengan keseriusan. Lihat saja film India atau Korea.

Judulnya mengambil nama lagu yang sering dinyayikan supporter tim nasional sepakbola Indonesia. Terus terang aku punya romantisme tersendiri dengan lagu ini. Aku juga pernah menyaksikan supporter Persija, The Jak Mania, menyanyikan lagu tersebut--tentunya dengan lirik mendukung Persija--di stadion Manahan Solo. Ceritanya saat nyantri di Gontor dan kebetulan jalan-jalan ke Semarang, aku mampir dulu di Solo. Kebetulan ada pertandingan antara tuan rumah Solo FC dan Persija. Oo, kok malah cerita...!? Bagi sahabat yang berada di Indonesia silakan tonton "Garuda". Tapi bagi teman-teman Kairo, tunggu saja download-annya di Youtube atau Rapid Share.

Monday, June 8, 2009

Fir'aun Tak Lagi Jumawa

Tim Nasional Aljazair

Sabtu, 6 Juni
2009.

Suasana ruang ujian lain dari biasanya. Dua orang mahasiswa dari Aljazair jadi bulan-bulanan ejekan petugas yang mengawasi lokal kami.Mahasiswa asing lainnya mafhum sebab hari ini (Ahad, 7/6) Mesir akan memulai mimpi mereka lolos ke Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan. Fir'aun--julukan tim nasional sepakbola Mesir--bertandang ke negeri jiran Aljazair. Si petugas dengan bangga menyebut-nyebut rekor Mesir sebagai juara Afrika enam kali. Luar biasa lagi, dua gelar terakhir (2006 & 2008) diraih berturut-turut. "Negara kalian itu tidak ada apa-apanya. Inilah kami para Fir'aun!" ujar lelaki gemuk itu. Dua pemuda Aljazair hanya tersenyum kecut. Sabar ya!

Koran-koran lokal setempat menyebutnya sebagai langkah awal untuk berlaga di turnamen bola kaki paling bergengsi se-jagat tersebut. Ini tidak berlebihan karena pada partai pertama kualifikasi di Kairo, Mesir ditahan imbang tamunya Zambia 1-1. Jika sampai pulang dari Aljazair dengan kepala tertunduk, kesempatan lolos semakin terjal.

Mungkin saja doa dua teman asal Aljazair tadi dikabulkan Allah SWT. Meski hanya bercanda, bisa saja guyon pengawas tersebut membuat salah satu dari mereka tersinggung. Lalu si Aljazair berdoa agar orang-orang Mesir bungkam, dan voila! Doa orang yang dianiaya itu terkabul seperti dalam hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan Imam Bukhari. Timnas Mesir pun takluk oleh tuan rumah! Tiga gol dari
Karim Matmour, Abdel Kader Ghezzal dan Rafik Djebbour hanya bisa dibalas satu gol Abu Treika di menit-menit akhir babak kedua. 3-1 untuk tuan rumah.

Sungguh mengecewakan bagi warga Kairo. Padahal animo masyarakat Mesir begitu meluap-luap. Toko-toko tutup lebih awal. Bengkel-bengkel yang berada di bawah flat kami juga menghentikan aktifitas demi menonton tim kesayangan. Rupanya kesebelasan Fir'aun harus berjuang lebih keras lagi.

Info terkait Al Masry Al Youm

Sunday, June 7, 2009

Anak-anak Rantau Sukses di Asia

Ada sebuah artikel menarik dari situs Goal.com tentang para pesepakbola terkenal dari benua lain yang sukses di Asia. Ada beberapa nama yang pernah besar di kompetisi Eropa yang ternyata 'nyangkut' di benua timur seperti Rivaldo dan Robbie Fowler. Yang lebih menarik, penyerang asal Uruguay yang sudah kenyang asam-garam di Indonesia --Christian Gonzales-- masuk dalam urutan sepuluh besar. Ini dia kutipannya:

10. Indonesia - Christian Gonzales (Uruguay) His nickname is 'El Loco' and he is certainly crazy for goals. For PSM Makassar, the Uruguayan striker netted 32 in 56 games. From 2005-09, he scored and amazing 100 in 102 for Persik Kediri. Of late, he has been on loan with Persib Bandung and has continued his great form with six from seven. He wants Indonesian citizenship and with a record like that, few locals would complain.

9. South Korea - Dragan Mladenovic (Serbia)
There can be few players in Asia who boast a resume like the gangly Incheon United midfielder. The former Serbian international has played for the likes of Red Star Belgrade, Glasgow Rangers and Real Sociedad – though he has never been one to stay in one place too long. He is settled now in the K-League and is currently in his third season with United.


8. Japan - Robson Ponte (Brazil)

Some genuine world stars have played in the J-League – Zico, Gary Lineker, Dunga, Hristo Stoichkov, Michael Laudrup, to name just a few. There is no current import that could stand up to such forefathers, but Robson Ponte is a class act. The Brazilian playmaker drove Urawa Reds to the 2007 Asian title and was named the J-League player of the year for his troubles. Has in the past been linked with a move back to Germany, where he starred with Wolfsburg and Bayer Leverkusen, but at the age of 32, his next transfer will likely be back to Brazil.


7. UAE - Hosny Abd Rabo (Egypt)
The player of the 2008 African Nations Cup has lived up to his reputation since moving to Al Ahli. His performances in helping Egypt lift the continental crown meant that there were a host of European clubs chasing the midfielder’s signature last summer. It was something of a surprise then that he chose to move to Al Ahli. What is less surprising is the fact that he has helped the club move to within reach of a fifth league title.

6. Saudi Arabia - Christian Wilhelmsson (Sweden)

A journeyman who has arrived, played and left for such clubs as Anderlecht, Nantes, Bolton Wanderers, Roma and Deportivo La Coruna, he has settled in Saudi Arabia and has still managed to stay in the reckoning with the Swedish national team. The speedy wideman has scored and made a number of vital goals as Al Hilal finished as runners-up in the league and look set to make the second round of the Asian Champions League.

5. Qatar - Carlos Tenerio (Ecuador)
The Ecuadorian star has been at Al-Sadd for five years and has talked at various times about quitting Qatar and heading to Europe. It hasn’t happened yet and he is still banging them in for one of the region’s powerhouses – he was the league’s top scorer in 2006. After a good 2006 World Cup, in which he scored against Poland and Costa Rica, he is still a fixture in the forward line of the South American team.


4. UAE – Rafael Sobis (Brazil)
Reportedly the subject of a big-money bid from Newcastle United last summer, the Brazilian international decided to join Al Jazira instead. He took time to find his feet and he felt the frustrations from some of the fans and media. But soon he was showing just why he was in demand. The former Real Betis man since has enjoyed a good season in the UAE and his new team are still in with a chance of the title.


3. China – Damiano Tomassi (Italy)
The veteran midfielder does not have the best memories of Asia after playing in all four of Italy’s 2002 World Cup matches in Korea/Japan, but after a slow start he is starting to settle in Tianjin – or he was. There are contract disputes between the players and the club and performances are suffering. Tianjin spent big over the winter and the former Roma star will be hoping that any problems are nipped in the bud. Fans will be hoping he stays, as one newspaper said recently: “Tomassi is the only one with brains in the team.”


2. Australia – Robbie Fowler (England)

With Australia now part of the Asian Football Confederation, Robbie Fowler could one day be lining up in the ACL against Rivaldo. That is in the future, however. First the 34-year-old Liverpool legend has to show that he still has the hunger and the engine to shine down under. Whatever happens, 'God' will be making headlines all season long for North Queensland Fury and the A-League.


1. Uzbekistan – Rivaldo (Brazil)
Former World Player of the Year and 2002 World Cup winner, Rivaldo’s arrival in Tashkent helped put his ambitious new club on the map. He hasn’t done badly at all so far.
He helped the team to a domestic title, though much of the work was done before he arrived, and played a part in the team, formerly known as Kuruvchi, making the semi-finals of the 2008 Asian Champions League. Now he is also on the coaching staff with Bunyodkor and is looking to leave a legacy in Central Asia.

By: John Duerden/ Asia Editor