Tuesday, November 29, 2011

Bendera Tiga Warna

Ruangan perpustakaan fakultas Ushuluddin tidak senyap seperti biasanya. Kali ini agak ramai. Ada beberapa mahasiswa yang sudah lulus duduk antri di depan meja ustadz Gamal. Mereka adalah mahasiswa yang sedang mengurus ijazah, termasuk saya. Masing-masing menunggu namanya dipanggil.

Di hadapan saya terdapat seorang pria seusia saya. Mahasiswa juga tentunya. Wajah peranakan arab dengan berjenggot lebat menjalar dari cambang hingga dagu. Mirip sarang tawon, demikian saya membatin.

“Mana paspor kamu?” ustadz Gamal mengulurkan tangan kanan dengan telapak hadap ke atas. Jari telunjuknya bergerak-gerak dari depan ke belakang. Sebuah isyarat untuk meminta.

Ooo, ternyata si empunya sarang tawon adalah mahasiswa asing (non-Mesir). Mungkin dari negara Arab lain. Sebuah buku tipis seukuran dompet dia keluarkan, tentu sebuah paspor. Tapi berbeda dengan warna sampul paspor dari negara lain yang hanya pakai satu warna (biru tua, merah atau hijau seperti Indonesia), punya si jenggot memiliki tiga warna sekaligus; merah, hitam dan hijau.

Saturday, November 26, 2011

Terusan Suez

Jika dilihat dari postur tubuh dan keriput yang berlipat-lipat di wajah mereka, saya menaksir sepasang bule itu berusia lebih dari setengah abad. Dengan menggelembungkan sedikit nyali, saya dan Novan memberanikan diri menyapa mereka.

Hello…”

Hello…” si kakek membentang senyum di bibirnya. Sekelumit rasa percaya diri saya mengembang.

Ee… where are you from?” saya sedikit tergagap, agak takut kalau bahasa Inggris saya kurang dimengerti.

We are from Wales,”

Wow…. Ryan Giggs…!” spontan, saya langsung teringat pemain kesebelasan Manchester United asal Wales ini. (Percakapan selanjutnya saya terjemahkan di sini dalam Bahasa Indonesia)

“Hahaha… Tahu banyak juga kamu… selama ini orang hanya tahu ‘Putri Diana’ saja dari negara Wales. Kamu dari mana?”

Thursday, November 10, 2011

Memo Idul Adha

Daging
Tak terhitung berapa jumlah kambing, sapi dan unta yang meregang nyawa pada Hari raya Idul Adha. Saat itu seluruh umat Islam di seluruh penjuru bumi menyembelih hewan kurban, mengikuti syariat Nabi Ibrahim AS dan meneladani takwa beliau.  

Jalan di Saqr Qurays merah darah. Bisa dimaklumi karena di negara ini sistem drainase (selokan) tidak begitu bagus. Toko daging Awlad Amr dan Husayni di dekat kediaman kami menunda libur hari raya mereka untuk melayani permintaan masyarakat menyembelih hewan kurban. Tubuh para domba itu tergantung tanpa kulit dengan dua kaki belakang di atas. Anak-anak bermain-main petasan di sekitar tempat penjagalan, tak peduli dengan amis darah. Mereka tetap bergembira dengan baju terbaiknya.

Alhamdulillah kami seflat juga ketiban rezeki daging. Meskipun tidak terlalu banyak, terhitung lima kantong plastik daging beraneka ukuran teronggok di kulkas. Asalnya bermacam-macam; tuan rumah, syeikh, persatuan pelajar negara asing hingga teman sejawat. Itupun masih ditambah undangan ke rumah teman-teman sesama mahasiswa. Pastinya menu di sana lagi-lagi daging.