Wednesday, October 24, 2012

Gara-gara Kaos




Jembatan Kota Intan dan Kali Besar--yang bau busuk--sebagai latar belakang.


"Ngomong apaan sih orang ini sebenarnya?"pikir Leo sambil melirik saya yang sok tahu.
Biasanya, turis asing jadi pusat perhatian di Indonesia. Sering terjadi, wisatawan mancanegara diajak foto oleh penduduk setempat. Tapi ini lain, saya dan kawan-kawan yang sedang napak tilas di Jembatan Kota Intan di area Kota Tua malah diajak foto oleh bule. Jurgen (Jerman) dan Leo (Venezuela) terperanjat begitu tahu kami berasal dari Banjarmasin. Penyebabnya adalah desain kaos saya yang mirip amplop dan bertulisan  "from Kalimantan". Antusias sekali.

Kebetulan karena mereka berdua Sabtu pagi berniat terbang ke Banjarmasin lalu kemudian bertandang ke taman nasional Tanjung Puting, hutan lindung untuk orang utan. Leo menyodori kami buku panduan wisata Kalimantan terbitan Lonely Planet. Tentu kami bingung karena buku itu berbahasa Prancis--kosakata Prancis yang saya ketahui hanya Bonjour, Bonsoir dan Merci.   

Untung saja bahasa Inggris kami--apalagi saya--yang artikulasinya acak kadut masih mereka mengerti. Dengan kemampuan bahasa yang terpatah-patah, saya berhasil membuat mereka manggut-manggut. Jurgen yang berkebangsaan Jerman tambah sumringah begitu tahu kami cukup mahir berbahasa Arab. 

Enam orang dari tiga negara berbeda dipersatukan oleh dua bahasa yang berlainan pula.

No comments: