Baru-baru ini saya berkesempatan mengunjungi kawasan oase di Siwa, Mesir bagian barat. Menurut Youssef Sarhan—warga setempat yang jadi pemandu kami— di Siwa terdapat tidak kurang dari 200 mata air, baik besar maupun kecil. Air dari oase-oase ini membuat pohon kurma tumbuh subur di sini. Selain kurma, Siwa juga terkenal sebagai penghasil Zaytun. Sesuai adat yang berlaku di sini, siapapun boleh makan buah kurma dari pohonnya, sepuas hati. Dengan syarat tidak boleh dibawa pulang alias makan di tempat.
Sejak zaman dahulu kala Siwa sudah didiami oleh manusia. Di tengah kota Siwa yang mungil, masih berdiri dengan kokoh reruntuhan kota Shali yang dibikin dari bata dan lumpur kering. Ada juga reruntuhan kuil peninggalan Alexander Agung. Saat bertualang naik jip off-road ke gurun di barat Siwa, terlihat kota ini seperti sepetak tanah hijau di kelilingi padang pasir gersang. Sungguh kontras.