Saturday, July 5, 2008

Sabarnya Tetangga Kami


Jum'at, 04 Juli 2008. Ba'da Ashar
Telepon dari Hasan sungguh membuat hatiku berdebar. Flat kami kebanjiran. Hasan memang tidak tinggal seflat lagi dengan kami karena sudah pindah ke kawasan Mutsallats. Tapi kakak kelasku ini masih memiliki hubungan yang baik dengan Mama Kautsar, pemilik flat yang kami sewa di Saqr Quraisy.

"Rumah di Saqr banjir," katanya di seberang sana.

"Tadi bawwab (penjaga apartemen) ngubungin mama. Trus mama nelpon ana. Di rumah gak ada orang," lanjutnya lagi.

Kejadian yang pernah menimpa rumahku di Tajammu' Awwal musim dingin kemarin terulang kembali di Saqr. Penyebabnya sama; kran yang terbuka ketika air mati, lalu ketika air sudah mengucur, tak ada yang menutup hingga tenggelamlah seisi flat.

Berarti ada yang lupa menutup kran ketika flat kosong. Sejak kemarin aku memang menginap di IKPM karena ada tugas panitia tur ke Sinai yang aku bereskan bersama teman-teman. Aku harus segera kembali ke flat.

Flat tercinta di Saqr....
Aku menemukan karpet di ruang tamu tergantung di jemuran. Rupanya Yunan dan Dayat sudah beres-beres kemarin. Thanks fren.... Mereka tidak mau merepotkan aku yang sibuk mempersiapkan tur. Yang membuat aku makin terenyuh adalah sikap penghuni flat di bawah kediaman kami yang tidak marah atas banjir yang melanda tempat tinggal kami. Padahal air dari flat kami merembes ke dalam flat mereka. Apalagi ketika bocoran dari kamar mandi kami sering menembus lantai dan sudut-sudut dinding. Suami istri itu tak pernah mengumbar emosi. Mereka cuma memperingati saja, "Kalau air mati, krannya ditutup ya...."

Untuk kesekian kalinya kami kembali mengecewakan tetangga penyabar tersebut... "maafkan kami ya...."