Wednesday, March 28, 2012

The Raid: Cukup Duduk Manis dan Tonton!

Cerita bermula pagi-pagi buta. Rama (diperankan Iko Uwais), terlihat sedang melakukan shalat subuh. Anggota satuan khusus kepolisian ini pamit kepada istrinya yang hamil tua dan ayahnya yang tampak gundah. Wajar saja jika orang terdekatnya khawatir, sebab Rama akan terjun ke medan perang. Rama didapuk sebagai salah satu dari 20 orang polisi elit yang menjalani sebuah misi penting.

Operasi ini dipimpin oleh komandan Jaka (Joe Taslim, atlet Judo Nasional). Targetnya adalah sebuah gedung yang jadi sarang para penjahat kelas kakap. Selama ini area hitam tersebut nyaris tak tersentuh karena mendapat beking oknum pejabat kepolisian.

Semuanya terlihat lancar hingga ketika sampai di lantai 6 mereka terjebak. Semua akses dan komunikasi dimatikan. Tama (Ray Sahetapy), penguasa gedung tersebut ternyata sudah menyiapkan ‘jamuan’ istimewa buat tamu tak diundang. Maka dikerahkanlah hampir semua anak buahnya yang bengis dan haus darah untuk menghabisi jagoan kita. Jaka, Rama dan anggota pasukan harus bertarung lantai demi lantai untuk mencapai singgasana Tama di lantai 15. Sebuah pertarungan mempertaruhkan nyawa, membunuh atau dibunuh.

Tulisan di atas adalah cuplikan cerita The Raid, film action terbaru Indonesia yang diproduksi Merantau Films. Setelah sukses dengan film laga Merantau (2009) produser Ari Suprayogi kembali berduet dengan Gareth Evans, sutradara asal Wales. Gareth juga kembali menggaet lakon utama Merantau, Iko Uwais dan Yayan Ruhian.

Monday, March 19, 2012

Mengkhayal Tak Dilarang (Resensi Dua Novel Sepakbola)



Sebelas Patriot; Penulis Andrea Hirata; Penerbit Bentang Pustaka; 2011; 108 halaman.
Menerjang Batas; Penulis Estu Ernesto; Penerbit Bogalakon;2012; 250 halaman

Dunia persepakbolaan Indonesia heboh setelah akhir Februari lalu tim nasional kita menelan kekalahan terbesar sepanjang sejarah. Betul Bung, tanpa belas kasih Bahrain menggelontor  gawang kesebelasan Merah Putih sepuluh gol tanpa balas. Pemain malu, pelatih terdiam, suporter fanatik hilang muka, masyarakat ribut di warteg. Tak pernah timnas terjungkal seburuk itu.

Dengan terjadinya kisruh di jajaran Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia beberapa waktu belakangan, kekalahan memang sudah diprediksi. Namun tidak dengan angka yang sedemikian besar. Terjadi dualisme kompetisi yang berakibat beberapa pemain terbaik nasional tidak bisa membela panji Garuda karena dianggap bermain di liga ilegal.

Keadaan menyedihkan ini tidak membuat saya hilang semangat membaca dua novel bertema Sepakbola:  Sebelas Patriot novel karya Andrea Hirata dan Menerjang Batas oleh Estu Ernesto. 

Sepakbola; Sisi Lain Andrea Hirata
Sebelas Patriot bermula ketika Ikal tanpa sengaja mengungkap rahasia besar ayahnya. Rupanya dulu, buruh timah yang pendiam itu adalah pemain sepakbola andal di zamannya.  Sampai-sampai kesebelasan kompeni yang saat itu masih bercokol di nusantara gemetar jika harus menghadapi para pekerja kasar itu. Hingga pada akhirnya sebuah tragedi mengakhiri karir para pesepakbola tambang timah, termasuk ayah Ikal.