Thursday, March 20, 2008

Banjir!

Tidak ada hujan lebat atau badai topan. Sungai Nil juga takkan meluap.

Suara panik Arwani membangunkanku dari tidur. Aku terpana melihat seisi kamar yang terendam air. Karpet dan kasur sudah basah setengahnya. Untung saja komputer tidak ikut-ikutan basah. Air juga merembet kamar Arwani dan Dayat. Yunan dan Arwani tidak terkena imbas banjir ini sebab mereka berdua memakai dipan.


Kantuk yang telah lenyap tak berbekas menuntunku langsung ngacir ke kamar mandi untuk berwudhu. Bencana ini harus segera dibereskan.


Rupanya kran tadi malam tidak dalam posisi tertutup setelah kami memasak di dapur. Memang ketika itu air sudah mati. Begitu hidup dini hari, air tumpah dari tempat cuci piring yang mampet dan meluas kemana-mana. Olala! Jadilah rumah kami kebanjiran.


Kasur, selimut dan karpet kami jemur di luar. Hingga sore, hanya selimut yang kering dan bisa dipakai kembali. Andai ini terjadi saat musim panas, mungkin ceritanya akan lain. Suhu yang gersang akan mengeringkan harta benda kami dengan segera. Namun matahari tak bisa berbuat apa-apa di musim dingin.


Malam ini aku terpaksa tidur di kamar Asep. Di sana ada dua kasur. Sebelum tidur aku kembali ke dapur memeriksa kran. Fuih…kran sudah mati.

No comments: