Sunday, October 31, 2010

Markus Murah Senyum

Markus Haris Maulana

Lihatlah dalam tayangan kiper-kiper tenar dunia seperti Oliver Kahn, Gianluigi Buffon atau Edwin van der Saar, tidak segan-segan berteriak membentak para pemain belakang. yang tidak becus menjaga pertahanan. Baik ketika diserang tim lawan atau kebobolan gol.

Tapi Markus Haris Maulana, penjaga gawang no. 1 tim nasional sepakbola Indonesia lain dari yang lain. Di saat-saat genting, dia masih sempat tersenyum. Sebenarnya tidak terlalu tepat disebut tersenyum, mungkin cuma “menyengir”.

Kemurahan senyum Markus tidak hanya ketika membela panji tim nasional. Saat bermain untuk klubnya PSMS, Arema sampai saat ini Persib Bandung, kebiasaan itu tidak hilang.

Karir Markus mencuat saat dipercaya pelatih Ivan Kolev tampil melawan Korea Selatan di ajang Piala Asia 2007. Saat itu kita hanya butuh hasil imbang untuk lolos ke babak perempat final. Malang, partai terakhir penyisihan grup Merah Putih harus menghadapi Korsel.

Gianluigi Buffon

Kebetulan saya sempat menonton pertandingan tersebut melalui siaran langsung. Bulu kuduk merinding. Putih mendominasi stadion. Kontras dengan dua pertadingan pertama dimana Stadion Gelora Bung Karno dipenuhi warna merah. Melawan tim Ginseng, Indonesia kebagian jatah memakai kostum putih karena Korea memperoleh kesempatan warna merah. Toh tidak mengapa, warna putih kan bagian dari bendera sang saka juga. Presiden SBY dan ibu Ani Yudhoyono juga turut hadir, memakai baju warna putih.

Hasil akhir: Indonesia takluk 0-1. Kalau bukan karena Markus yang berjibaku meloncat kesana kemari, mungkin Korea sudah pesta gol. Sejak saat itulah Markus selalu hadir di bawah mistar. Walau sering melakukan kesalahan vital (salah satunya saat dikalahkan Syiria 1-4 dalam kualifikasi Piala Dunia 2007) dan terlalu berani meninggalkan sarangnya, Markus tetap tak tergantikan.

Dalam kekalahan tragis dari Uruguay, Markus juga jadi penyelamat. Beberapa kali melakukan aksi gemilang, mencegah Luis Suarez dkk berpesta lebih dari 7 gol.

Alasan Markus

Iseng-iseng, pernah saya berbincang dengan seorang teman. Kami berdiskusi tentang arti di balik senyum seorang Markus.

  • Mengamalkan petuah dai kondang KH. Abdullah Gymnastiar. Ulama asal Bandung yang tenar dengan sebutan Aa Gym ini menitikberatkan kepada pensucian hati Istilah kerennya Manajemen Qalbu. Sebenarnya bukan Aa Gym saja yang menganjurkan senyum sebab menebar senyum memang dianjurkan dalam Islam. “Senyum-mu kepada saudara-mu adalah sedekah” demikian sabda Rasulullah SAW.
  • Mempunyai atau paling tidak pernah melihat kaos oblong bikinan Dagadu Djokdja tentang senyum. Kebetulan saya punya kaos model begini. Tulisannya:

“Senyum. Sesuatu yang indah dengan investasi 00,0 Rupiah.

Senyum. Kalau mau dapat kita lakukan setiap saat.

Senyum. Welcome di seluruh dunia. Apalagi di Djokdja.

Senyum. Senyum lebar rezeki lancar.”

  • Membayangkan kehidupan bahagia penuh kasih sayang setelah nikah dengan tunangannya. Markus memang sudah bertunangan dengan artis dan fotomodel Kiki Amalia. Rencananya perkawinan mereka akan berlangsung dalam waktu dekat.
  • Mencoba menghibur rekan setimnya agar terus semangat meski kalah dalam pertandingan.
  • Menunjukkan bahwa Markus adalah seorang penyabar dan memiliki mental yang kuat. Tidak cepat marah dan panik.
  • Markus memiliki kemampuan supranatural melihat masa depan. Markus melihat Indonesia menjuarai Piala Dunia sekian tahun yang akan datang. Oleh karena itu dia tersenyum.
  • Mengetahui bahwa anda membaca tulisan ngawur ini!

Wallahu’alam. Garuda di Dadaku!

No comments: