Saturday, August 20, 2011

Ramainya Baku Hantam Ozil vs Villa

Ozil dan Villa dilerai rekan setim
Barcelona meraih gelar Piala Super Spanyol 2011 setelah menaklukkan musuh bebuyutannya Real Madrid 3-2 (Agregat 5-4). Pertandingan berjalan alot dan keras. Pelatih Madrid, Jose Mourinho menerapkan pressing ketat untuk meredam permainan kolektif Barcelona. Selain 5 gol yang tercipta di stadion Camp Nou Barcelona, wasit juga harus merogoh 3 kartu merah. Satu kartu merah untuk bek kiri Madrid, Marcelo yang mengganjal Fabregas. Sedang dua lainnya untuk Mesut Ozil (Madrid) dan David Villa (Barca) yang berkelahi. Sebenarnya mereka berdua sudah berada di bangku cadangan dan diganti pemain lain. Namun karena ada insiden pengusiran Marcelo, entah kenapa mereka baku hantam.


Besoknya di dunia maya (19/8) beredar isu bahwa Ozil tersulut emosinya karena David Villa menghina agama Islam yang dianutnya. Melihat berita tersebut mulai berkembang di dunia internet saya langsung mengubek-ubek Google. Kata kunci “David Villa insult Ozil religion Islam” saya tuliskan. Hasilnya memang situs football.fr melaporkan kejadian itu. Situs-situs lain pun (kebanyakan situs berita kecil) mengutip berita dari football.fr. Karena penasaran, saya buka juga website Marca & As, dua media olahraga terkemuka Spanyol. Hasilnya nihil. Saya tidak—atau belum—menemukan adanya berita tersebut Yang ada, hanya tentang perkelahian mereka berdua hingga berujung kartu merah.


Besoknya (20/8) salah satu harian di Indonesia (sebut saja Koran H) memberitakan isu berbau SARA tersebut. "Saya melakukan itu (pemukulan) karena saya membela agama saya," kata Ozil seperti ditulis situs Koran H mengutip dari football.fr. Saya berinisiatif membuka kembali football.fr, namun berita tersebut sudah terhapus dari situs berbahasa Prancis ini.


Akhirnya saya mencoba mereka-reka beberapa kemungkinan terkait insiden Ozil-Villa:
  1. Ada pihak yang sengaja membesar-besarkan isu SARA ketika ada pemain muslim dan non-muslim ribut. Bisa jadi untuk mencari sensasi—namanya juga media berita—bahkan adu domba antar agama. Padahal belum tentu mereka baku hantam karena agama. Contohnya tandukan Zidane kepada Materazzi di final Piala Dunia 2006. Saat itu Zidane terprovokasi perkataan Materazzi hingga menanduk bek Italia itu. Muncul berbagai dugaan mengenai apa yang dikatakan oleh Materazzi. Akhirnya dalam wawancara dengan salah satu majalah Italia, Materazzi mengakui bahwa ketika itu dia menghina saudara perempuan Zidane (bukan Islamnya).
  2. Bisa jadi kasus penghinaan agama itu benar adanya. Tapi media olahraga Eropa sengaja menyembunyikan isu itu untuk menjaga nama baik Liga Spanyol dan bangsa Eropa. Barat kan selama ini mengaku sebagai juara satu dalam urusan HAM dan demokrasi. Malu dong kalau sampai mereka sendiri yang melanggar itu.
Intinya kita sebagai konsumen media jangan mudah terprovokasi. Kalangan jurnalis pun harus hati-hati menulis berita.  Di liga sepakbola Eropa sendiri banyak pemain muslim. Malah di Barcelona tercatat ada Eric Abidal, Yaya Toure, Seydou Keita dan Ibrahim Affelay yang memeluk Islam. Jangan nodai tujuan mulia olahraga untuk membentuk generasi bangsa yang sehat jasmani dan rohani. Apalagi bangsa kita beraneka ragam agama & suku. My Game is Fair Play, demikian semboyan FIFA.

Rujukan saya dalam menulis ini pun hanya artikel di internet saja. Kalau ada beberapa kesalahan harap maklum. Semoga saya bisa menonton el Classico langsung di Spanyol, suatu saat nanti. Biar kalau ada tawuran seperti ini lagi, tulisan saya lebih akurat. :)  

Wallahu ta’ala a’la wa a’lam

Saqr Quraisy, 20 Agustus 2010. Kekenyangan setelah masak-sahur sendirian.

No comments: