Friday, January 15, 2010

Menanti Kejutan Benua Hitam

Kejutan dan kejutan. Turnamen Sepakbola Piala Afrika 2010 di Angola baru dibuka secara resmi 3 hari yang lalu, tapi hal-hal tak terduga seperti tak henti datang.

Dimulai oleh kasus penembakan bus tim nasional Togo yang menewaskan dua orang dan mencederai beberapa lainnya. Ulah para pemberontak di daerah Cabinda memaksa pemerintah Togo memanggil para pemain kembali ke negaranya. Emmannuel Adebayor dkk mau tak mau harus absen dari kejuraan ini demi keselamatan nyawa mereka.

Tak berhenti sampai disitu, pertandingan pembuka antara tuan rumah Angola dan Mali membikin bulu kuduk merinding. Delapan gol terjadi saat tuan rumah rela kehilangan kemenangan yang sudah di depan mata. Dengan heroik, Mali bisa menyamakan kedudukan saat tertinggal 0-4. Yang membuat geleng-geleng kepala, empat gol itu terjadi begitu saja dalam waktu 12 menit terakhir babak kedua!

Dua hari setelahnya, Aljazair yang sudah memastikan lolos ke Piala Dunia dilidas “tim antah berantah” Malawi tiga gol tanpa balas. Hal bertolak belakang 180 derajat diraih Mesir saat mengkandaskan Elang Super Nigeria 3-1.

Pertanyaan sempat kembali mengemuka: siapa yang lebih pantas masuk Piala Dunia 2010, Mesir atau Aljazair? Entah. Padahal, babak play-off kualifikasi Piala Dunia 2010 zona Afrika antar kedua negara yang panas dan sarat kontroversi sepertinya baru saja berlalu. Aljazair harus melalui perjalanan ‘berdarah-darah’ untuk lolos ke pesta empat tahunan sepakbola terakbar sejagat itu. Penyerangan bus tim nasional Aljazair di Kairo dan isu kekerasan terhadap pendukung Mesir di Khartoum, Sudan masih terngiang anyirnya.

Kedua kesebelasan pun sudah saling balas-membalas kemenangan di kandang masing-masing. Pertandingan penentu akhirnya digelar di tempat netral. Stadion Omm Durman, Sudan pun jadi saksi akhir segala prahara ini. Gol cantik Antar Yahia memanfaatkan umpan panjang Karim Ziani membuat membuat pesta berkobar di Aljazair.

Inkonsistensi Firaun
Ngomong-ngomong
tentang Mesir, cap jago kandang benua Afrika sepertinya layak disematkan kepada anak asuh Hassan Shehata ini. Bagaimana tidak, para Fir’aun begitu perkasa di benua hitam dengan titel 6 kali juara Afrika. Padahal komposisi mereka tak seglamor tim nasional lain yang bertabur bintang liga Eropa macam Nigeria, Aljazair, Kamerun, Pantai Gading atau Ghana. Anehnya, ketika berlaga di kancah internasional, mereka melempem seperti kerupuk terkena air. Yah, sekali lagi, bola itu bundar.

Kembali lagi tentan Piala Afrika, semoga saja kejutan terus berlanjut. Kita nantikan apa lagi yang akan terjadi sampai final tanggal 30 Januari mendatang.

No comments: