Thursday, November 10, 2011

Memo Idul Adha

Daging
Tak terhitung berapa jumlah kambing, sapi dan unta yang meregang nyawa pada Hari raya Idul Adha. Saat itu seluruh umat Islam di seluruh penjuru bumi menyembelih hewan kurban, mengikuti syariat Nabi Ibrahim AS dan meneladani takwa beliau.  

Jalan di Saqr Qurays merah darah. Bisa dimaklumi karena di negara ini sistem drainase (selokan) tidak begitu bagus. Toko daging Awlad Amr dan Husayni di dekat kediaman kami menunda libur hari raya mereka untuk melayani permintaan masyarakat menyembelih hewan kurban. Tubuh para domba itu tergantung tanpa kulit dengan dua kaki belakang di atas. Anak-anak bermain-main petasan di sekitar tempat penjagalan, tak peduli dengan amis darah. Mereka tetap bergembira dengan baju terbaiknya.

Alhamdulillah kami seflat juga ketiban rezeki daging. Meskipun tidak terlalu banyak, terhitung lima kantong plastik daging beraneka ukuran teronggok di kulkas. Asalnya bermacam-macam; tuan rumah, syeikh, persatuan pelajar negara asing hingga teman sejawat. Itupun masih ditambah undangan ke rumah teman-teman sesama mahasiswa. Pastinya menu di sana lagi-lagi daging.
Untung saja saya mengidap gejala darah rendah. Daging domba dan sapi yang secara drastis bisa membuat tekanan darah melonjak tak terlalu berpengaruh buat saya. Vitalitas malah meningkat. Kasihan Nur, teman saya yang punya masalah darah tinggi. Kepalanya langsung senut-senut setelah makan sate kambing. “Di flat, gue udah siapin satu kilo timun, sekali makan bisa habis setengah kilo,” kata Nur. Buah timun (ketimun) memang terkenal berkhasiat menurunkan tekanan darah. Nur setali tiga uang dengan Ayah saya. Beliau juga menderita darah tinggi. Walau begitu beliau selalu diminta untuk memotong hewan kurban di sekitar tempat tinggal kami. Walhasil, beliau tidak pernah makan daging kurban hasil sembelihannya.

Taman
Hari besar seperti Idul Adha selalu dimanfaatkan penduduk Mesir untuk berkumpul bersama keluarga dan sahabat. Tempat rekreasi dan hiburan pasti ramai pengunjung. Taman jadi salah satu tempat yang dipenuhi manusia. Selain sebagai paru-paru kota, taman-taman di kota Cairo memang dimanfaatkan betul sebagai tempat rekreasi. Rata-rata untuk masuk taman harus bayar tiket sekitar 2 s/d 5 Pound. Biasanya satu keluarga menggelar tikar sambil membentangkan aneka makanan. Sedangkan anak-anaknya berlarian bermain di atas rumput atau naik atraksi yang tersedia. Tak jarang pula sekelompok muda-mudi nongkrong bersama geng masing-masing.

Benteng Shalahuddin, Pharaonic Village (kampung Fir’aun) , Al Azhar Park, hingga taman bermain kecil seperti Hadiqah Tifl riuh-rendah. Di samping itu, Masjid Hussein, Sayyidah Nafisah dan Sayyidah Zainab juga tak kalah ramai dengan peziarah.

Syeikh ‘Esham Anas Al Zaftawy
Salah satu ulama yang berdedikasi tinggi terhadap majelis ilmu di masjid Al Azhar. Dikenal cukup dekat dengan pelajar dari Asia Tenggara. Dua hari sebelum Idul Adha, beliau memulai pengajian kitab hadits “Musnad” karangan Imam Syafi’i. Pengajian ini berjalan setiap hari selepas shalat Zhuhur hingga jam 9 malam. Hanya diselingi istirahat untuk shalat. Bahkan disediakan panganan untuk hadirin yang ikut.

Kalau program ini berjalan lancar, Insya Allah kitab Musnad akan khatam dalam waktu kurang dari 10 hari. Sebuah target yang tidak main-main. Tak peduli dengan libur hari raya, ruangan Magharibah di sayap selatan masjid Al Azhar tetap gegap gempita dengan Syeikh ‘Esham dan murid-muridnya. ‘Asa an yanfa’ana bi’ulumi syaikhina fi darayni. Amin.

Pemilu
Pemilu legislatif Mesir tinggal menghitung hari. Akhir bulan November ini, pintu baru demokrasi pasca era presiden Hosny Mubarak akan berlangsung. Poster dan spanduk gentayangan di mana-mana. Sejauh mata memandang hanya ada berbagai tulisan yang memiliki satu arti: “pilih saya”. Sehabis sembahyang pun selebaran kampanye dibagi-bagi. 

Kelompok Al Ikhwan Al Muslimun yang terkekang pada masa rezim sebelumnya termasuk yang paling gencar dengan gerakan kampanyenya di kawasan Nasr City. Lewat Partai Kebebasan dan Keadilan (Hizb Al Hurriyah wa Al ‘Adalah) mereka mengadakan aksi sosial di beberapa tempat termasuk obral pakaian murah di Saqr Qurays. Surat kabar setempat juga memuat para calon presiden yang mengisi khutbah di beberapa masjid.

Fenomena ini tidaklah begitu aneh karena pemilu yang makin dekat. Pemilihan presiden baru juga tidak kurang dari 3 bulan lagi. Yang saya tidak habis pikir, di Indonesia ada partai yang bagi-bagi sembako sambil kampanye terselubung. Padahal pemilu di negeri kita masih lama (2014 kalau tidak salah).

Ahmad Hilmy vs Ahmad Mekky
Dua aktor komedi kawakan yang meluncurkan film baru mereka dalam momen hari raya. Ahmed pertama yang juga suami dari aktris Mona Zaki ini menelurkan film “X-Large”. Sedangkan Ahmad kedua mencoba mengocok perut penonton dengan film “Sima Ali Baba”. Loket tiket bioskop yang akan menentukan pemenangnya.

Upacara rahasia Yahudi
Ada isu yang beredar (saya baca di koran Youm7) bahwa sekelompok Yahudi Freemasonry ingin mengadakan ritual di dalam Piramid Cheops pada tanggal keramat 11 November 2011 (11-11-11). Tidak kurang seminggu sejak hari raya. Konon katanya, mereka mencoba membooking area selama sehari dengan bayaran 150 ribu pound kepada pemerintah Mesir. Sampai tulisan ini saya lansir, belum ada berita resmi mengenai kelanjutan agenda tersebut. Kalau sampai terjadi, tentu akan jadi kontroversi besar.

--Selamat Idul Adha 1432 H. Mohon maaf lahir batin. Taqabbalallah minna wa minkum--

No comments: