
Sayang, euforia yang mengalir deras bersama gemericik sungai Nil sempat terpaku sejenak ketika 10 pemain Paraguay berhasil mencuri kemenangan dramatis dua hari kemudian. Headline koran-koran keesokan harinya memampang foto penyerang Mesir Mohammad Talaat yang tertunduk di atas rumput. Mau tak mau pertandingan melawan favorit Italia menjadi laga hidup-mati yang harus dimenangi!
Oppa! Jadilah Bogy pahlawan Mesir malam itu. Baru beberapa detik memasuki lapangan, striker bernama asli Ahmed Fathi ini langsung menyundul bola, menaklukkan kiper Fiorillo. Sepuluh menit kemudian, sekali lagi Bogy beraksi, menyegel kemenangan 4-2 atas Azzurri.
Puji syukur kepada Allah SWT, aku salah satu diantara puluhan ribu mata yang menyaksikan kemenangan dramatis itu. Meski harus mati-matian merayu calo, tiket pertandingan itu bisa kudapatkan. Satu catatan lagi, untuk pertama kalinya, aku melihat pertandingan langsung dari stadion di Kairo.

Seribu sayang, kesalahan kapten Emirat membuat dendam Mesir tidak bisa terlampiaskan. Kosta Rika menyerobot bola di menit akhir dan menceploskan bola untuk kemenangan 2-1.
Lagi-lagi kecewa.
1 comment:
harga tiket di Mesir berapa bung?
memang nasionalisme bisa dimunculkan dari sepakbola.. rakyat kita juga smpat mengalami euforia nasionalisme pas piala asia di jakarta kemarin.. sayangnya, itu cuma pesta sesaat saja.. sepakbola indonesia kembali ancurr..hwehe
Post a Comment