Sunday, July 17, 2011

Di Bawah Pohon Menunggu Wahyu

Pohon keramat di depan Fakultas Ushuluddin
Akhirnya dua bulan melelahkan itu usai. Perasaan saya bercampur antara lega dan cemas. Plong karena musim ujian telah lewat sekaligus khawatir dengan pengumuman nilai nanti. Toh, saya tidak bisa berbuat apa-apa lagi selain banyak berdoa sebab lembar jawaban sudah terkumpul di tangan para dosen pengajar. Kalaupun ada yang hasilnya kurang memuaskan, semoga dosen yang memeriksa jawaban saya diserang kantuk dan keliru, lalu memberikan nilai tinggi. Allah selalu punya rahasia, siapa tahu?


Ujian akhir kali ini bisa dibilang penentuan, karena hasilnya menentukan lulus tidaknya kami nanti. Ujian terbagi dua, lisan dan tulis. Ujian lisan mencakup hafalan Al Qur’an dan pemahaman materi. Karena saya berada di jurusan tafsir, maka yang ditanyakan adalah tafsir dalam kitab-kitab klasik.


Saya dan beberapa teman dari Indonesia membentuk kelompok belajar. Anggotanya tidak banyak, cuma Hafiz, Dayat, Aman, Ahri, Pipin, Haji dan saya sendiri. Kami sering duduk berderet di ruang kuliah. Bahkan—maaf—jika udara panas dan suara pak dosen kurang terdengar, kami kerap terserang kantuk dan tertidur bersama. Tertelungkup di atas meja. Setelah kelas bubar, kami bersama mengerubungi Amin, mahasiswa Bangladesh yang biasa duduk paling depan. Menanyakan bab apa sajakah yang penting dan dijelaskan dosen tadi.Malamnya, kami berkumpul di rumah saya untuk mendiskusikan pelajaran yang tertinggal. Kisruh politik Mesir awal tahun silam, membuat studi kami agak terlambat. Apalagi kami masih harus melakukan perbaikan nilai untuk beberapa pelajaran tahun lalu.