Pohon keramat di depan Fakultas Ushuluddin |
Ujian akhir kali ini bisa dibilang penentuan, karena hasilnya menentukan lulus tidaknya kami nanti. Ujian terbagi dua, lisan dan tulis. Ujian lisan mencakup hafalan Al Qur’an dan pemahaman materi. Karena saya berada di jurusan tafsir, maka yang ditanyakan adalah tafsir dalam kitab-kitab klasik.
Saya dan beberapa teman dari Indonesia membentuk kelompok belajar. Anggotanya tidak banyak, cuma Hafiz, Dayat, Aman, Ahri, Pipin, Haji dan saya sendiri. Kami sering duduk berderet di ruang kuliah. Bahkan—maaf—jika udara panas dan suara pak dosen kurang terdengar, kami kerap terserang kantuk dan tertidur bersama. Tertelungkup di atas meja. Setelah kelas bubar, kami bersama mengerubungi Amin, mahasiswa Bangladesh yang biasa duduk paling depan. Menanyakan bab apa sajakah yang penting dan dijelaskan dosen tadi.Malamnya, kami berkumpul di rumah saya untuk mendiskusikan pelajaran yang tertinggal. Kisruh politik Mesir awal tahun silam, membuat studi kami agak terlambat. Apalagi kami masih harus melakukan perbaikan nilai untuk beberapa pelajaran tahun lalu.