Jembatan Kota Intan dan Kali Besar--yang bau busuk--sebagai latar belakang. |
"Ngomong apaan sih orang ini sebenarnya?"pikir Leo sambil melirik saya yang sok tahu. |
Kebetulan karena mereka berdua Sabtu pagi berniat terbang ke Banjarmasin lalu kemudian bertandang ke taman nasional Tanjung Puting, hutan lindung untuk orang utan. Leo menyodori kami buku panduan wisata Kalimantan terbitan Lonely Planet. Tentu kami bingung karena buku itu berbahasa Prancis--kosakata Prancis yang saya ketahui hanya Bonjour, Bonsoir dan Merci.
Untung saja bahasa Inggris kami--apalagi saya--yang artikulasinya acak kadut masih mereka mengerti. Dengan kemampuan bahasa yang terpatah-patah, saya berhasil membuat mereka manggut-manggut. Jurgen yang berkebangsaan Jerman tambah sumringah begitu tahu kami cukup mahir berbahasa Arab.
Enam orang dari tiga negara berbeda dipersatukan oleh dua bahasa yang berlainan pula.
No comments:
Post a Comment