Sejak Selasa, (18/08) bus kota seakan 'menghilang' dari kota Cairo. Para sopir, kondektur dan mekanik di 14 dari 19 terminal pusat bus pemerintah di provinsi Cairo dan Giza melakukan aksi mogok menuntut perbaikan kondisi kerja. Masyarakat pun harus rela menjejali bus-bus mini yang dikelola swasta meski dengan tarif lebih tinggi dari bus pemerintah.
Pemerintah langsung merespon dengan menawarkan kenaikan gaji sebesar 8% dan pembebasan dari pungutan lalu lintas. Selain itu sopir dan kondektur juga mendapat tunjangan makan sebanyak 120 Pound Mesir per bulannya ditambah kompensasi kesehatan.
Para pengunjuk rasa akhirnya menerima poin-poin yang ditawarkan. Transportasi publik diperkirakan akan berangsur pulih Kamis ini (20/08).
Salah satu tuntutan yang diminta para sopir adalah penghapusan pungutan lalu lintas dari polisi.
"Denda lalu lintas benar-benar membuat kami tidak tahan," ujar Dossuki Abdul Basset, sopir bus di stasiun bus Mustaqbal, Nasr City kepada surat kabar Al Masry Al Youm. Sekitar 100 bus dan 700 pekerja bernaung di stasiun ini. Menurut Dossuki, denda yang diterimanya dua kali lipat dari penghasilannya perbulan.
Para sopir juga mengeluhkan kondisi bus yang sudah tidak layak pakai. Padahal pendapatan harian sudah mereka dipotong untuk biaya perbaikan, namun kondisi bus tidak mengalami perubahan.
Aksi serupa pernah tahun 2007 silam. Namun saat itu jumlah sopir yang melakukan mogok kerja hanya sebagian kecil saja.
Sumber: Al Masry Al Youm, 19 Agustus 2009
1 comment:
Sip! Penasaranku terjawab sudah... bersyukur sekali punya teman seperti Anda... walaupun durjana, tapi peka terhadap sekitar...
Yang seperti ini perlu diteruskan... :P Jangan gara2 dibai'at jadi kepala suku lantas blognya ditalak tujuh (seperti saia ..hihihi)... Doakan saia agar segera kembali ke jalan yang benar...
Post a Comment