Sutradara: Hanung Bramantyo
Pemain: Ramon J. Tungka, Marcel Chandrawinata, Vino G. Bastian
Produksi: Rexinema, 2005
Saya bukan lulusan SMU. Masa pendidikan menengah saya (SMP & SMU) terlewati di dua pesantren yang berbeda di dua pulau yang berjauhan pula. Gambaran kehidupan SMU –yang kata orang adalah masa paling indah dalam hidup remaja—hanya bisa saya “raba” melalui cerita teman, film atau pun kisah fiksi seperti novel dan cerita pendek.
Oleh karena itu, saya begitu bersemangat untuk menonton film “Catatan Akhir Sekolah”. Sekarang sudah tahun 2010. Mungkin banyak yang mengatakan saya ketinggalan zaman sebab ini adalah film lama, produksi 2005. Tapi tak apalah, toh film ini karya sutradara Hanung Bramantyo.
Saya pernah menonton film-film arahan suami aktris Zaskia Adya Mecca ini seperti Jomblo, Doa yang Mengancam, Kamulah Satu-satunya, Get Married 1 & 2, Perempuan Berkalung Sorban dan Ayat-Ayat Cinta. Meski di antara beberapa film tersebut ada yang menuai kontroversi, paling tidak masih bisa diterima “akal sehat”. Tidak seperti sinetron yang sudah menonjolkan—maaf—kedunguan dunia sinema. Sepengetahuan saya, karya Mas Hanung bukan “asal buat” seperti film horror atau komedi cabul yang marak belakangan.
Karena di Kairo tidak ada rental DVD film Indonesia seperti di tanah air, maka saya memanfaatkan koneksi internet melalui situs YouTube.
Adegan pembukaan sungguh memikat. Kurang lebih delapan menit saya disuguhi tayangan non-stop kehidupan SMA Fajar Harapan. Bermula dari gerbang terus berlanjut lorong, kelas, kantin, lapangan basket hingga toilet kamera terus berjalan membidik suasana sekolah khas remaja.
Akting pemain cukup alami—setidaknya menurut saya. Tidak sefantastis SMU dalam sinetron yang glamor; kemana-mana naik mobil mewah, persaingan murid jahat dan baik dan hal-hal di luar akal sehat lainnya. Di sini, para artis diarahkan untuk berdandan layaknya siswa normal, jajan di kaki lima, berjejal di bus, naik bajaj dan nongkrong di mall.
Sisipan Rohis
Cerita berpusat pada trio sahabat; Agni (diperankan Ramon J. Tungka) siswa berkacamata yang begitu berambisi dalam ekskul film. Arian (Vino G. Bastian), pengurus mading sekolah yang meledak-ledak dan suka bicara nyaring. Alde (Marcel Chandrawinata), si tampan pemalu yang jadi idola para gadis.
Mereka bertiga dianggap pecundang di sekolah alias cupu (Culun Abis, istilah remaja), meski secara tampang tidak terlalu cupu memang hehehe. Film-film Agni selalu dianggap tidak bermutu. Sedangkan Arian hanya diserahi tugas sebagai pemegang kunci mading dalam kelompoknya. Adapun Alde bermasalah dengan anggota ekskul band.
Akhirnya, mereka bertekad untuk membuat sebuah film dokumenter untuk tentang sekolah yang diputar dalam pentas seni (Pensi). Mereka ingin untuk membungkam teman-teman yang memandang mereka sebelah mata. Maka, berbekal kamera digital milik ibunya Alde mereka merekam keseharian para siswa. Tidak hanya kegiatan belajar dan ekskul, tapi juga kenakalan ala ABG. Momen-momen “gelap” SMU seperti mencontek di kelas, kabur saat jam pelajaran, rokok, narkoba hingga skandal kepala sekolah.
Namanya juga film, pasti ada bumbu cerita. Proyek tiga serangkai ini tidak semulus yang dikira. Puncaknya ketika terjadi konflik internal di antara mereka. Pembuatan film dokumenter bubar. Mereka kembali dipersatukan ketika Alde babak belur dihajar preman. Seperti film lainnya, cerita berakhir bahagia. Happy ending.
Belakangan, Hanung Bramantyo akrab dengan film-film bertema keislaman. Film-film religi semacam Ayat-ayat Cinta, Doa yang Mengancam, Perempuan Berkalung Sorban dan yang paling gres, biografi KH Ahmad Dahlan “Sang Pencerah”.
Bisa jadi, kecendrungan ini bermula sejak Catatan Akhir Sekolah. Ada adegan menarik saat A3 mewawancarai ketua ekskul rohis (Rohani Islam) di mushalla sekolah. Dengan lugu Agni bertanya, “Kenapa sih kita harus shalat?” “Bla…bla… bla… Shalat mencegah kita dari perbuatan keji dan mungkar,” jawab ketua rohis yang berpeci putih dengan ayat yang fasih. Ajaib! Mereka yang sebelumnya bengal, ikutan shalat. Mungkin takut neraka.
Bagi teman-teman yang belum pernah mengecap bangku SMU seperti saya, Catatan Akhir Sekolah dengan segala kekurangannya bisa jadi salah satu referensi. Wallahua’lam.
No comments:
Post a Comment